Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/04/2022, 05:30 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Obesitas merupakan penimbunan lemak dalam jumlah yang tidak wajar dan dapat berbahaya bagi kesehatan.

Beragam penyakit dapat ditimbulkan akibat obesitas, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, dan banyak lagi.

Lantas, apakah obesitas termasuk jenis penyakit?

Hal ini coba dijelaskan oleh psikolog dan spesialis manajemen berat badan Leslie Heinberg.

"Kekeliruan paling umum tentang obesitas, orang menganggap obesitas hanyalah gangguan gaya hidup karena diet atau aktivitas fisik mereka," kata dia.

Baca juga: Agar Terhindar dari Obesitas, Ketahui 5 Tips Menjaga Berat Badan

"Obesitas sangat kompleks dan disebabkan oleh banyak faktor."

Apakah obesitas termasuk penyakit?

American Medical Association (AMA) secara resmi menyatakan obesitas sebagai penyakit kronis pada tahun 2013.

Asosiasi itu juga melaporkan, obesitas adalah kondisi penyakit dengan beberapa perubahan fungsional yang memerlukan berbagai pilihan pengobatan dan pencegahan.

Gejala obesitas

Kendati dikategorikan sebagai penyakit, tidak ada gejala pasti yang menunjukkan jika seseorang mengalami obesitas.

"Sama seperti tekanan darah tinggi, obesitas adalah penyakit yang terjadi secara diam-diam, tidak memiliki gejala khusus," ucap Heinberg.

"Obesitas ditentukan oleh indeks massa tubuh (BMI), rasio tinggi dan berat badan, tetapi itu adalah instrumen yang relatif tumpul."

"Apa yang lebih penting adalah persentase massa lemak terhadap massa otot tanpa lemak dan di bagian mana berat badan seseorang terkumpul," lanjut dia.

Baca juga: Waspadai, Obesitas Makin Rentan di Masa Pandemi Covid-19

Penyebab obesitas

Faktor-faktor berikut dapat berkontribusi pada obesitas:

1. Ketidakseimbangan asupan makanan dan aktivitas

Jika kita mengonsumsi banyak kalori tetapi tidak membakar kalori melalui aktivitas fisik, hal itu bisa menyebabkan kita bertambah gemuk.

Cobalah perhatikan porsi makanan dan mulailah bergerak jika kita belum berolahraga secara teratur.

2. Lingkungan

Apabila kita tidak dapat mengakses makanan segar, akan lebih sulit membuat pilihan menu yang sehat.

Lingkungan tempat tinggal kita juga berpengaruh terhadap risiko obesitas.

3. Faktor genetik

Faktor genetik dapat memengaruhi peningkatan berat badan dan memicu risiko obesitas.

Para ilmuwan menemukan, gen dapat menyebabkan obesitas dengan kondisi seperti sindrom Prader-Willi, kelainan genetik umum penyebab obesitas yang mengancam jiwa pada anak.

Variasi pada beberapa gen juga dapat menimbulkan obesitas dengan membuat kita merasa lebih lapar sehingga makan lebih banyak.

Baca juga: Hati-hati, Peradangan akibat Obesitas Tingkatkan Risiko Penyakit ini

4. Masalah medis

Kondisi hormonal seperti tiroid yang kurang aktif atau sindrom ovarium polikistik (gangguan fungsi ovarium pada wanita di masa subur) juga dapat menyebabkan obesitas.

Obesitas pun bisa berasal dari konsumsi obat-obatan tertentu seperti kortikosteroid (steroid), antidepresan dan obat kejang.

"Lebih dari 100 kemungkinan penyebab atau faktor risiko obesitas telah diidentifikasi."

"Beberapa berhubungan dengan lingkungan kita, komunitas mikroba di usus, dan bagaimana hormon usus berperan mendorong metabolisme kita," catat Heinberg.

 

Mengobati obesitas

Heinberg mengatakan, ada berbagai pilihan pengobatan untuk obesitas.

Perubahan gaya hidup dengan mengganti pola makan dan tingkat aktivitas fisik, serta penanganan medis juga bisa menjadi intervensi yang tepat untuk mengatasi obesitas.

"Beberapa obat resep sekarang tersedia untuk membantu menurunkan berat badan dan diet yang diawasi secara medis dapat membantu," kata Heinberg.

"Prosedur bedah endoskopi dan bariatrik dikaitkan dengan jumlah penurunan berat badan terbesar, tetapi hanya diterapkan untuk individu dengan obesitas yang lebih parah atau masalah kesehatan yang signifikan."

Baca juga: Jangan Terlambat, Waspadai 11 Tanda Obesitas Berikut

Obesitas bisa menimbulkan banyak penyakit

Heinberg mengatakan, ada lebih dari 220 kondisi yang dikaitkan dengan obesitas, termasuk:

1. Diabetes tipe 2

Mengalami obesitas meningkatkan risiko kita terkena diabetes tipe 2. Obesitas juga menyebabkan diabetes berkembang lebih cepat.

2. Penyakit kardiovaskular

Ketika lemak tubuh meningkat, hal itu dapat meningkatkan risiko gagal jantung, penyakit arteri koroner, fibrilasi atrium (gangguan irama jantung), atau bahkan kematian jantung mendadak.

3. Penyakit organ hati

Penyakit hati berlemak nonalkohol dan steatohepatitis nonalkohol (kelebihan lemak di organ hati) dikaitkan dengan obesitas.

Obesitas yang dikombinasikan dengan gula darah tinggi, resistensi insulin dan kadar trigliserida yang tinggi dapat membuat lemak menumpuk di organ hati.

Baca juga: Bagaimana Obesitas Jadi Pemicu Diabetes, Ini Penjelasannya...

Penumpukan ini dapat menyebabkan peradangan atau jaringan parut di organ hati tersebut.

4. Sleep apnea

Kelebihan berat badan dapat membuat kita kesulitan bernapas saat tidur atau sering disebut sleep apnea.

Timbunan lemak di leher dapat menghalangi jalan napas bagian atas.

Lalu, kelebihan lemak di sekitar bagian tengah tubuh akan mempersulit paru-paru untuk bekerja dengan baik.

Risiko sleep apnea cenderung meningkat saat indeks massa tubuh meningkat.

5. Penyakit kanker tertentu

Seperti dilaporkan National Cancer Institute, ada bukti tingkat lemak tubuh yang tinggi dapat meningkatkan risiko kanker tertentu, termasuk endometrium, hati, ginjal, payudara, ovarium dan tiroid.

 

Obesitas dapat kambuh dan memburuk

"Orang-orang berasumsi begitu mereka kehilangan berat badan, mereka sembuh," tutur Heinberg.

Baca juga: 8 Aktivitas Fisik untuk Anjing Peliharaan agar Tidak Obesitas

"Sayangnya, setelah penurunan berat badan akan timbul tantangan yang jauh lebih sulit untuk menjaga penurunan berat badan."

"Seperti banyak penyakit kronis, obesitas cenderung kambuh dan dapat memburuk seiring waktu."

"Pilihan pengobatan jangka panjang adalah yang terbaik untuk penyakit kronis seperti ini," tuturnya lagi.

Menurut Heinberg, salah satu cara terbaik yang bisa dilakukan adalah berkonsultasi dengan dokter yang memahami obesitas tergolong sebagai penyakit.

"Temukan dokter yang memahami bahwa obesitas bukan masalah kemauan individu dan menganggap serius kondisi ini."

"Tidak seorang pun harus mendapat stigma dalam perawatan kesehatan karena berat badan mereka," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com