KOMPAS.com - Kesehatan mental sebaiknya dijaga, termasuk dipulihkan kondisinya dari trauma yang membuat orang sulit berdamai dari masa lalu.
Trauma didefinisikan oleh American Psychological Association (APPA) sebagai respons emosional terhadap peristiwa yang mengerikan.
Kondisi tersebut sebaiknya tidak dibiarkan dan tidak dianggap remeh karena bisa mengganggu orang untuk menjalani kehidupan secara normal.
Tidak menutup kemungkinan trauma yang tidak segera ditangani turut menyebabkan post-traumatic stress disorder (PTSD).
PTSD atau gangguan stres pascatrauma berisiko menyebabkan gangguan kecemasan, depresi, bahkan perubahan perilaku dan emosi.
Baca juga: 9 Cara Self Healing untuk Memulihkan Trauma
Trauma sebaiknya tidak dibiarkan begitu saja lantaran dapat memengaruhi stabilitas mental dan orang yang mengalaminya.
Dalam hal ini, trauma bisa disebabkan oleh kekerasan dalam rumah tangga, kematian orang yang dicintai, bencana alam, kekerasan, termasuk perkosaan.
Trauma dapat dapat dialami oleh siapa saja, baik pria maupun wanita, tanpa memandang umur.
Kendati demikian, anak lebih mungkin mengalami trauma apabila mendengar atau menyaksikan peristiwa yang memicu kondisi ini.
Walaupun penyebab dan gejala trauma bermacam-macam, ada beberapa gejala trauma secara umum yang dapat diketahui.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.