Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Bronkiektasis, Penyakit Paru-paru yang Berbahaya

Kompas.com, 20 Desember 2022, 06:16 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Paru-paru memiliki mekanisme perlindungan diri untuk menangkap bakteri atau virus yang berasal dari udara luar dengan membuat lendir atau mukus.

Ketika bakteri dan virus melewati mekanisme tersebut, sistem kekebalan bekerja untuk menghentikan penyebaran infeksi dengan mengirimkan sel darah putih ke area infeksi.

Sel-sel darah putih ini kemudian melepaskan bahan kimia untuk melawan infeksi, yang dapat menyebabkan jaringan di sekitarnya meradang.

Baca juga: Kaitan antara Stres dan Masalah Paru-paru

Bagi kebanyakan orang, peradangan ini akan berlalu tanpa menimbulkan masalah lebih lanjut.

Jika proses ini tidak berjalan sebagaimana mestinya, akan terjadi peradangan permanen yang menghancurkan jaringan dan otot elastis yang mengelilingi bronkus (saluran udara), sehingga jaringan dan otot tersebut melebar.

Dalam dunia medis, kondisi tersebut dinamakan bronkiektasis.

Bronkus yang dipenuhi lendir dapat memicu batuk terus-menerus, dan membuat paru-paru lebih rentan terhadap infeksi.

Jika paru-paru kembali terkena infeksi, bronkiektasis menyebabkan peradangan lebih lanjut. Pengulangan siklus membuat kerusakan paru-paru semakin parah.

Penyebab bronkiektasis

Dilansir laman NHS, dari setengah kasus bronkiektasis, belum diketahui penyebab pastinya.

Namun, ada beberapa masalah umum yang diketahui bisa memicu penyakit itu.

Baca juga: Masalah Paru-paru Bisa Dilihat dari Kondisi Kulit, Apa Tandanya?

1. Infeksi paru-paru di masa kanak-kanak

Sekitar 1 dari 3 kasus bronkiektasis pada orang dewasa dikaitkan dengan infeksi paru-paru yang parah di masa kanak-kanak, seperti:

  • Pneumonia berat
  • Batuk rejan
  • Tuberkulosis (TBC)
  • Campak

2. Imunodefisiensi atau melemahnya sistem imun

Beberapa kasus bronkiektasis terjadi karena sistem kekebalan yang lemah, menyebabkan paru-paru lebih rentan terhadap kerusakan jaringan.

Di dunia medis, melemahnya sistem imun dikenal dengan sebutan imunodefisiensi.

Beberapa orang memiliki imunodefisiensi karena masalah dengan gen yang diwariskan dari orangtua, atau setelah mengalami infeksi seperti HIV.

Baca juga: 7 Makanan Baik untuk Kesehatan Paru-paru

3. Allergic bronchopulmonary aspergillosis

Beberapa orang mengembangkan bronkiektasis sebagai komplikasi dari alergi yang dikenal sebagai aspergilosis bronkopulmonal alergi atau allergic bronchopulmonary aspergillosis (ABPA).

Individu dengan ABPA akan mengalami alergi terhadap jamur yang disebut aspergillus, yang ditemukan di berbagai lingkungan berbeda di seluruh dunia.

Jika penderita ABPA menghirup spora jamur, itu dapat memicu reaksi alergi dan peradangan terus-menerus, yang dapat berkembang menjadi bronkiektasis.

4. Pneumonia aspirasi

Aspirasi (atau juga dikenal pneumonia aspirasi) adalah istilah medis untuk menggambarkan isi lambung yang secara tidak sengaja masuk ke paru-paru, bukan mengarah ke saluran pencernaan.

Paru-paru sangat sensitif terhadap adanya benda asing, seperti makanan atau bahkan asam lambung. Masuknya benda asing ke paru-paru dapat memicu peradangan yang berujung pada bronkiektasis.

5. Fibrosis kistik

Fibrosis kistik adalah kelainan genetik, di mana paru-paru tersumbat oleh lendir. Lendir kemudian memicu terjadinya infeksi bakteri, yang menyebabkan gejala bronkiektasis.

Baca juga: Cara Membersihkan Paru-paru untuk Perokok Aktif maupun Pasif

6. Gangguan pada cilia

Cilia adalah struktur seperti rambut kecil yang melapisi saluran udara di paru-paru.

Struktur ini dirancang untuk melindungi saluran udara dan membantu menghilangkan lendir berlebih.

Bronkiektasis dapat berkembang jika cilia tidak dapat membersihkan lendir secara efektif dari saluran udara.

Kondisi yang dapat menyebabkan masalah pada cilia meliputi:

  • Young syndrome: kondisi langka yang memengaruhi laki-laki diduga disebabkan oleh paparan merkuri
  • diskinesia silia primer: kondisi yang disebabkan oleh pewarisan gen

7. Penyakit jaringan ikat

Kondisi tertentu yang menyebabkan peradangan di area tubuh lain terkadang dikaitkan dengan bronkiektasis. Ini termasuk:

Baca juga: Diet ini Mampu Turunkan Risiko Kanker Paru-paru, Apa?

  • Rheumatoid arthritis
  • Sindrom Sjogren
  • Penyakit Crohn
  • kolitis ulseratif

Gejalanya

Gejala bronkiektasis yang paling umum adalah batuk terus-menerus yang mengeluarkan dahak dalam jumlah besar. Dahak bisa berwarna bening, kuning pucat atau kuning kehijauan.

Beberapa penderita bronkiektasis kemungkinan jarang mengalami batuk berdahak, atau tidak mengeluarkan dahak sama sekali.

Gejala lain termasuk:

  • Sesak napas
  • Mengi
  • Batuk darah atau dahak berdarah
  • Sakit dada
  • Nyeri sendi
  • Penebalan pada jaringan di bawah kuku dan ujung jari membulat

Baca juga: Kanker Paru-paru, Penyakit yang Sempat Diderita Arifin Panigoro

Tanda-tanda infeksi paru-paru

Jika kita mengalami infeksi paru-paru, gejala biasanya memburuk dalam beberapa hari. Infeksi paru-paru akan menyebabkan:

  • Batuk berdahak lebih banyak, berwarna lebih hijau atau berbau tidak sedap
  • Sesak napas yang semakin parah
  • Merasa sangat kelelahan
  • Batuk berdarah
  • Nyeri dada yang memburuk saat bernapas
  • Tubuh merasa tidak fit

Kapan harus pergi ke dokter?

Apabila belum pernah didiagnosis menderita bronkiektasis dan mengalami batuk terus-menerus, kunjungi dokter umum untuk diperiksa.

Batuk terus-menerus belum tentu pertanda bronkiektasis, namun memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Berkonsultasi dengan dokter sangat disarankan bagi yang sudah didiagnosis menderita bronkiektasis dan mengalami gejala infeksi paru-paru.

Biasanya, pasien bronkiektasis memerlukan perawatan dengan obat antibiotik sebagai tindakan pencegahan jika mereka mengalami infeksi paru-paru secara tiba-tiba.

Beberapa orang dengan bronkiektasis diberikan persediaan antibiotik sebagai tindakan pencegahan jika tiba-tiba mereka mengalami infeksi paru-paru.

Baca juga: 5 Kebiasaan Pintar demi Kesehatan Paru-paru

Penderita bronkiektasis yang mengembangkan infeksi paru-paru yang parah kemungkinan perlu dirawat di rumah sakit.

Tanda dan gejala infeksi paru-paru yang serius meliputi:

  • Warna kebiruan pada kulit atau bibir
  • Kebingungan
  • Suhu badan tinggi
  • Pernapasan cepat (lebih dari 25 napas per menit)
  • Nyeri dada parah yang terasa sakit saat batuk
Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau