Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Berbahaya Obat Injeksi Diabetes untuk Turunkan Berat Badan, Ini Kata Dokter

Kompas.com - 15/02/2023, 09:10 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Media sosial tengah diramaikan dengan tren berbahaya penggunaan obat injeksi diabetes untuk menurunkan berat badan.

Cara ini disebut ampuh membuat tubuh lebih kurus dalam waktu singkat tanpa diet keras atau olahraga terus-menerus.

Obat tersebut dikabarkan kerap dipakai oleh para pesohor termasuk Elon Musk dan Kim Kardashian agar penampilannya jadi lebih baik.

Baca juga: 5 Fakta Diet Puasa Elon Musk, Berat Badan Turun 9 Kg, Mau Tiru?

Penggunaan obat diabetes untuk pasien obesitas

Spesialis penyakit dalam, dr. R.A. Adaninggar Primadia Nariswari, Sp.PD berbagi pendapatnya soal penggunaan obat diabetes yang tidak tepat guna ini.

Ia menerankan, obat yang dimaksud berisi liraglutide yakni suatu GLP-1 agonis atau Glucagon Like Peptide-1 yang memang digunakan untuk penderita diabetes yang mengalami obesitas.

Obat yang digunakan dengan cara disuntikkan ke perut ini sudah dipakai di dunia kesehatan sejak 2010 lalu.

Baca juga: 5 Prinsip Diet Pasien Diabetes, Olahraga hingga Asupan Tanpa Gula

"Jadi obat ini utamanya bekerja pada otak sehingga bisa menekan nafsu makan dan juga memperbaiki fungsi metabolisme pada orang-orang dengan diabetes," ujar pakar yang praktik di Surabaya ini.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by dr Ningz / Health-comm (@drningz)

Penderita diabetes tipe 2 memang disebabkan oleh resistensi insulin yang dipicu oleh banyaknya lemak sehingga insulin di dalam tubuh menjadi tidak sensitif.

"Jadi kalau berat badan diturunin lemaknya diturunin otomatis resistensi insulin akan menjadi lebih baik," tambah Dokter Ning, demikian ia biasa dipanggil.

Baca juga: 8 Obat Diabetes Melitus dan Manfaatnya yang Perlu Diketahui

Ia menekankan, obat dengan kandungan liraglutide ini ditujukan untuk orang-orang diabetes yang mengalami obesitas jadi bisa membantu menurunkan berat badan sehingga membantu pengaturan gula darahnya jadi lebih baik.

Namun pada 5-10 tahun terakhir, penelitian lebih luas dilakukan terhadap obat ini, khususnya efeknya pada orang obesitas yang tidak menderita diabetes.

Diketahui dalam uji klinis jika efektivitasnya cukup baik untuk menurunkan berat badan dan akhirnya memperbaiki resiko kardiovaskuler maupun diabetes pada orang-orang tersebut.

FDA di Amerika Serikat maupun lembaga serupa di Eropa kemudian memberikan izin penggunaan obat ini untuk orang yang obesitas.

Baca juga: Ditemukan, Obat untuk Bantu Remaja Obesitas Turunkan Berat Badan

Bahaya obat injeksi diabetes demi asal turun berat badan

Meski terbukti mampu menekan nafsu makan, Dokter Ning berpesan ada beberapa hal yang harus diperhatikan soal obat tersebyt.

"Semua uji klinis yang dilakukan pada orang obesitas ini, baik diabetes maupun tidak. itu tidak hanya diberikan obat ini saja," ujarnya. 

Obat injeksi ini hanya dipakai untuk mendampingi suatu perubahan gaya hidup atau lifestyle.

Jadi tetap dibutuhkan pengubahan pola makan yang baik dan olahraga.

Ilustrasi cara untuk menurunkan berat badan secara alami.Freepik/ jcomp Ilustrasi cara untuk menurunkan berat badan secara alami.
Selain itu, indikasi dari penggunaan obat ini hanya pada orang obesitas, yang dikatakan indeks massa tubuhnya 30 atau lebih.

Berlaku pula jika indeks massa tubuh seseorang 27 atau lebih bila disertai dengan penyakit lain misalnya diabetes, hipertensi, penyakit jantung dan kolesterol.

"Jadi bukan digunakan untuk orang yang indeks massa tubuhnya masih di bawah itu." tandas Dokter Ning.

Baca juga: Serba-serbi Obesitas, Penyakit atau Bukan?

Faktor ketiga yang harus dipertimbangkan adalah efek jangka panjangnya belum diketahui secara jelas.

Pasalnya, penelitian yang paling lama dilakukan hanya berkisar 56 minggu atau sekitar satu tahun satu bulan.

Lewat dari jangka waktu tersebut, belum diketahui efeknya pada tubuh termasuk risiko kesehatan apa yang akan terjadi.

"Yang terakhir, ini adalah obat yang artinya obat itu berarti harus sesuai dengan dengan arahan atau petunjuk dari dokter jadi jangan sembarangan," pungkas Dokter Ning.

"Hati-hati ya.. ini tetap adalah obat “keras” yang membutuhkan resep dokter dan penggunaannya juga harus di bawah pengawasan dokter," ujarnya, seperti dikutip dari akun Instagramnya.

Baca juga: Trik yang Lebih Ampuh Turunkan Berat Badan daripada Diet Puasa

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com