Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Risiko Kesehatan di Balik Diet Rendah Karbohidrat

Kompas.com - 07/07/2023, 17:01 WIB
Niken Monica Desiyanti,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.comKarbohidrat merupakan salah satu jenis asupan yang paling dihindari ketika diet.

Terlebih saat ini banyak metode penurunan berat badan yang mempromosikan kita untuk menjalankan diet rendah karbo atau low-carb diet.

Diet jenis ini berfokus pada pembatasan asupan karbohidrat dan menggantinya dengan buah, sayur, dan sumber protein.

Selain mampu menurunkan berat badan secara drastis, diet rendah karbohidrat ini juga diklaim mampu menurunkan risiko diabetes hingga sindrom metabolik.

Namun, amankah bagi kesehatan?

Baca juga: Diet Aman Saat Masih Menyusui

Karbohidrat dibutuhkan tubuh

Pada saat menjalani diet rendah karbo, seseorang umumnya hanya akan membatasi karbohidrat hingga setengahnya dari kebutuhan harian, yaitu sekitar 150 gram perhari.

Padahal, Menurut pedoman diet saat ini yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), 45–65 persen kalori harian harus berasal dari karbohidrat.

Seperti yang kita ketahui bahwa karbohidrat merupakan zat gizi yang berfungsi sebagai sumber energi pada tubuh.

Saat kita mengonsumsi karbohidrat, tubuh akan memecah menjadi glukosa. Gula tersebut dijadikan sumber energi utama untuk sel, jaringan, dan organ tubuh.

Selain sumber energi, karbohidrat juga merupakan makanan utama bagi otak. Oleh karena itu, kekurangan karbohidrat dapat memicu banyak masalah kesehatan.

Seperti penelitian yang dilakukan European Society Cardiology Congress, di Munich Jerman.

Para peneliti menemukan, para partisipan yang menjalankan diet rendah kalori 51 persen lebih mungkin meninggal karena penyakit jantung koroner.

50 persen lainnya lebih mungkin meninggal karena penyakit serebrovaskular, dan 35 persen lebih mungkin meninggal akibat kanker.

Dampak buruk saat tubuh kekurangan karbohidrat

Seperti yang dijelaskan dalam penelitian di atas, diet rendah karbohidrat yang dilakukan dalam jangka panjang, berisiko menimbulkan berbagai macam penyakit kronis.

Sedangkan dalam jangka pendek, diet jenis ini juga memicu masalah kesehatan lain, seperti:

  • Menghilangkan cadangan air di dalam tubuh

Diet rendah karbohidrat memang benar dapat menurunkan berat badan secara drastis.

Hal ini terjadi karena tubuh memangkas cadangan air di dalam tubuh.

Namun, penurunan berat badan ini tidak akan konsisten, karena saat kita mengonsumsi karbohidrat kembali, tubuh akan cenderung kembali normal.

  • Keto flu

Diet keto merupakan salah satu diet rendah karbohidrat yang cukup populer.

Istilah keto flu merujuk pada kumpulan gejala yang dialami beberapa orang ketika memulai diet keto.

Biasanya orang akan mengalami mual, muntah, sembelit, diare, pusing, hingga sakit perut.

Baca juga: Hati-hati, Diet Keto Bisa Sebabkan Penyakit Kronis yang Berbahaya

  • Brain fog

Karbohidrat merupakan asupan otama utak, sehingga mengurangi karbohidrat menimbulkan masalah pada otak, salah satunya adalah brain fog.

Brain fog membuat seseorang sulit berkonsentrasi dan tidak bisa fokus memikirkan sesuatu hal.

  • Bau mulut

Saat diet karbohidrat, secara alami tubuh akan memecah lemak yang dapat memebentuk bahan kimia yang disebut keton. Zat inilah yang dapat menyebabkan bau mulut.

Baca juga: Trik Diet Aman dan Berkelanjutan

Tetap penuhi asupan karbohidrat kompleks

Ada anggapan yang keliru di masyarakat mengenai karbohidrat, banyak orang menganggap karbohidrat ini merupakan sesuatu yang buruk.

Padahal, yang perlu kita hindari adalah karbohidrat sederhana.

Karbohidrat dibagi menjadi dua jenis, yaitu sederhana dan komplek.

Secara umum, karbohidrat sederhana hanya mengandung gula dasar yang mudah dicerna dan diserap oleh tubuh.

Sementara, karbohidrat komplek membutuhkan waktu cukup lama untuk mencerna dan menyerap karbohidrat jenis ini.

Karbohidrat jenis ini banyak ditemukan dalam makanan alami yaitu dalam bentuk padi-padian, biji-bijian, kacang-kacangan, buah-buahan, sayuran, dan susu.

Jenis karbohidrat inilah yang memiliki berbagai manfaat baik untuk tubuh.

Baca juga: Berapa Jumlah Asupan Karbohidrat Harian yang Ideal? Ini Kata Ahli

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com