Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/08/2023, 07:27 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Healthline

Makanan sehat dan umur panjang

Hasil riset terbaru ini terinspirasi dari laporan yang dipimpin oleh Dr. Walter Willet dan diterbitkan di Lancet pada tahun 2019.

Dalam laporan tersebut, para penulis mengindikasikan sebagian besar penduduk dunia tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. 

Lalu, produksi pangan mendorong sistem dan proses lingkungan di luar batas aman.

Dengan temun ini, mereka lantas menyerukan perombakan sistem pangan secara global.

"Saya sangat tercengang dengan dampak yang kuat dari pilihan pola makan terhadap kapasitas lingkungan planet ini," kata Lui.

Willett menjadi penasihat akademik Lui di T.H. Chan School of Public Health, Harvard.

Dia kemudian membantu Lui mengembangkan PHDI, yang menjadi pendorong studi longitudinal baru, yang diikuti oleh 63.081 wanita dan 44.275 pria di AS.

"PHDI memberikan 'skor' diet kepada orang-orang dan kemudian menghubungkan skor tersebut dengan risiko kematian akibat berbagai penyebab, selama lebih dari 30 tahun masa tindak lanjut," kata  Maddie Pasquariello, MS, RDN, seorang pegiat nutrisi.

Baca juga: Kebiasaan Mengonsumsi Kafein yang Bikin Panjang Umur

"Khususnya, mereka mengintegrasikan apa yang mereka ketahui tentang makanan ramah lingkungan dari panduan referensi diet yang disebut referensi EAT-Lancet."

"Panduan itu berfokus pada makanan yang secara khusus berkelanjutan dari perspektif lingkungan," sambung Pasquariello.

Lui mengatakan, tujuannya adalah untuk memperkirakan efek dari kepatuhan terhadap pola makan kesehatan planet terhadap risiko kematian.

Mengonsumsi makanan yang ramah lingkungan, seperti protein nabati dan bukan daging merah, dapat menurunkan peluang seseorang untuk meninggal akibat kondisi seperti kanker dan penyakit jantung, pernapasan, dan neurogeneratif.

"Hasil ini mengonfirmasi hipotesis kami bahwa PHDI yang lebih tinggi dikaitkan dengan risiko kematian yang lebih rendah," kata Lui.

Pasquariello mengatakan, temuan ini dapat membantu penyedia layanan kesehatan, pembuat kebijakan, masyarakat, dan tentu saja bumi ini.

Halaman:
Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com