KOMPAS.com - Kenaikan berat badan bisa saja terjadi karena berbagai faktor, seperti makanan, minuman manis atau bahkan karena masalah kesehatan yang belum terdeteksi.
Namun, kenaikan berat badan bisa menjadi menjengkelkan ketika kita tidak tahu penyebabnya.
Selain makanan, hal lain seperti stres atau kurang tidur juga bisa ikut menyumbang dalam kenaikan berat badan, meskipun pola makan tetap yang paling berpengaruh.
Berikut delapan penyebab kenaikan berat badan yang mungkin tidak disadari.
Ada banyak makanan yang melalui proses olahan yang panjang seperti sereal dengan gula, makanan cepat saji, makanan dengan tambahan gula, pengawet, dan lemak yang tidak baik bagi tubuh.
Makanan yang diolah biasanya memiliki kalori yang banyak tapi kurang nutrisi penting seperti protein dan serat yang membuat perut kenyang.
Bahkan, dalam penelitian yang dilakukan selama dua minggu dengan 20 orang dengan makan makanan sangat diolah menunjukkan, konsumsi kalori harian mereka 500 kalori lebih tinggi dibanding dengan orang yang mengasup makanan dengan minim olahan.
Baca juga: Bukan karena Makanan, Ini 5 Penyebab Berat Badan Naik Lainnya
Makanan dan minuman manis yang sering kita konsumsi, seperti permen, kue, soda, minuman olahraga, es krim, dan minuman kopi manis dapat dengan mudah memperbesar lingkar pinggang.
Banyak penelitian mengaitkan asupan gula tidak hanya dengan kenaikan berat badan tetapi juga peningkatan risiko kondisi kesehatan kronis, termasuk diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.
Tidak aktif bergerak adalah kontributor umum untuk kenaikan berat badan dan penyakit kronis. Bekerja di belakang meja, banyak menonton TV dan memakai gadget adalah aktivitas yang tidak banyak bergerak.
Melakukan beberapa perubahan gaya hidup sederhana, seperti berolahraga dan mengurangi waktu duduk, atau berjalan-jalan sebentar setelah makan, dapat membuat perbedaan besar.
Baca juga: Hati-hati, Duduk Terlalu Lama Bisa Tingkatkan Risiko Stroke
Beberapa masalah kesehatan tanpa disadari bisa membuat kita bertambah gemuk, antara lain:
Baca juga: 6 Faktor yang Membuat Berat Badan Tiba-tiba Naik
Istirahat yang cukup memiliki peran yang sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan mental secara keseluruhan. Selain itu, kurang tidur juga memengaruhi berat badan.
Dalam sebuah penelitian melibatkan 92 perempuan, ditemukan bahwa mereka yang tidur kurang dari 6 jam setiap harinya memiliki indeks massa tubuh (BMI) yang lebih tinggi, dan juga tingkat protein visfatin yang lebih tinggi, yaitu protein yang dihasilkan oleh sel lemak.
Dengan demikian, menambah durasi tidur dapat membantu dalam usaha menurunkan berat badan.
Apabila sering mengonsumsi makanan olahan, beralih ke pola makan yang lebih alami dan utuh (whole food) merupakan cara yang sangat baik untuk menurunkan berat badan dan meningkatkan kesehatan.
Namun, hal yang paling pokok dalam usaha penurunan berat badan sebenarnya adalah memilih makanan alami yang jarang diproses alias sedekat mungkin dengan bentuk alaminya.
Ini berarti, kita bisa memilih memasak sayuran dengan cara direbus sebentar sebelum dimakan, membuat sup ikan, atau mengonsumsi buah secara langsung ketimbang dalam bentuk smoothie.
Baca juga: 5 Hal yang Menggagalkan Diet, Salah Satunya Makanan Olahan Rendah Lemak
Stres kronis merupakan permasalahan umum yang dapat berdampak pada berat badan.
Kadar hormon stres kortisol yang tinggi telah terbukti dapat meningkatkan rasa lapar dan keinginan untuk mengonsumsi makanan lezat dan tinggi kalori. Ini bisa menyebabkan peningkatan berat badan.
Selain itu, hasil penelitian mengungkapkan bahwa individu yang mengalami obesitas memiliki kadar kortisol yang lebih tinggi daripada mereka yang tidak mengalami kondisi tersebut.
Kebiasaan makan berlebihan masih tetap menjadi pemicu utama dari peningkatan berat badan. Apabila asupan kalori harian melebihi jumlah kalori yang dibakar, besar kemungkinan berat badan akan mengalami peningkatan.
Makan tanpa memperhatikan porsi, sering ngemil, serta memilih makanan yang tinggi kalori namun rendah nutrisi, semuanya berkontribusi pada akumulasi kalori yang berlebihan.
Meski begitu, kita bisa menghindari makan berlebihan dengan beberapa langkah sederhana, termasuk mengenali sensasi lapar dan kenyang dengan memakan makanan secara sadar.
Selain itu, kita bisa mengadopsi pola makan kaya serat dan protein dari sumber nabati, menggantikan minuman berkalori tinggi dengan air putih, dan meningkatkan tingkat aktivitas fisik.
Baca juga: Puasa Intermiten dan Defisit Kalori, Mana Paling Efektif Turunkan Berat Badan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.