Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Cara Menstimulasi Otak Seiring Bertambahnya Usia

Kompas.com - 10/09/2023, 14:55 WIB
Elisabeth Christ Adventia,
Wisnubrata

Tim Redaksi

"Kesepian dapat menyebabkan depresi dan berdampak pada berkurangnya aktivitas fisik serta asupan nutrisi,” kata Poonam Desai, MD, dokter unit gawat darurat dan pakar dalam bidang umur panjang yang berbasis di kota New York.

Menghabiskan waktu bersama orang lain juga memberikan tujuan pada hidup. Bahkan percakapan serta diskusi sehari-hari terbukti sangat merangsang otak.

Jadi jika kamu ingin menjaga kondisi otakmu, tetaplah berhubungan dengan orang-orang terdekatmu.

Baca buku

Kali ini coba letakkan hp-mu dan ambillah sebuah buku. Entah itu adalah novel roman yang menarik, karya nonfiksi, atau misteri, yang penting adalah membacanya.

Membaca menawarkan banyak manfaat bagi otak. Ini menginspirasi pemikiran kritis, memperluas kosa kata dan bahasa, meningkatkan konsentrasi, dan membantu memori saat kamu mengikuti alur cerita dan menyimpan serta mengingat informasi baru.

Mungkin di zaman yang semakin modern ini kita bisa mendapatkan informasi dan bahkan mengerti sebuah cerita hanya dengan mengetik di mesin pencarian. Tapi dengan membaca buku, kita bisa menjaga kesehatan otak untuk jangka panjang.

Baca juga: Jangan Malas Membaca Buku, Ini 8 Manfaatnya

Kelola stres

Siapa sih yang tidak pernah merasakan stres? Tentunya semua orang memiliki sumber stres mereka masing-masing, dari anak sekolah sampai pimpinan sebuah perusahaan.

Namun, untuk dapat mempertahankan kondisi optimal otak, kita harus belajar untuk mengelola stres. Stres kronis yang tidak dikelola dapat berdampak buruk pada sistem saraf, serta kesehatan emosional dan mental.

Penelitian menunjukkan hal itu juga dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik. “Ketika stres tinggi, kita berisiko mengalami perasaan cemas dan sedih yang lebih tinggi sehingga dapat menyebabkan hal-hal seperti penurunan nafsu makan, kurang tidur, dan perubahan konsentrasi serta perhatian kita,” kata Ditzel.

Jika penuaan sudah berdampak pada kognisi, stres bisa memperburuk keadaan tersebut.

Ditzel menyarankan agar mencatat tingkat stres dalam hati dan mencari tahu apa yang memicunya, dan aktivitas apa yang membantu mengurangi perasaan tersebut. Pikirkan juga kembali aktivitas apa yang membuat gembira dan meminimalkan kecemasan di masa lalu.

Temukan hobi yang menciptakan sebuah tujuan

Bermain basket, bertemu teman, menonton film, semua orang memiliki hobi atau aktivitas kesukaan masing-masing. Namun, memiliki hobi yang memberikan tujuan dapat bermanfaat bagi otak.

Merasakan tujuan yang kuat adalah bagian penting dari pengalaman manusia, dan bahkan lebih penting lagi seiring bertambahnya usia.

“Saat kita mengucapkan selamat tinggal pada beberapa peran dan tanggung jawab yang kita emban di awal kehidupan seperti merawat anak-anak atau pekerjaan, kita rentan untuk menarik diri dan merasa kurang bersemangat, serta berpotensi mengurangi stimulasi dalam hidup. Hal ini bisa menjadi faktor yang menimbulkan penurunan kesehatan kognitif,” kata Dr. Ditzel.

Ia menasihati agar kita menemukan sesuatu yang disukai dan meluangkan waktu khusus untuk hobi tersebut.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com