Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/09/2023, 16:54 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber SELF

KOMPAS.com - Layoff anxiety adalah perasaan cemas atau gelisah pada karyawan yang muncul akibat kekhawatiran atau ketakutan bakal terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).

Kondisi ini umumnya dialami oleh karyawan yang baru terkena PHK, atau yang merasa khawatir melihat rekan kerja mengalami PHK, atau merasa lingkungan kerja sedang tak baik-baik saja, karena sedang banyak terjadi PHK.

Tentu, layoff anxiety ini perlu segera diatasi, karena dampaknya bisa memicu tekanan dan stres yang memengaruhi kesehatan mental.

Baca juga: 3 Tips Dapatkan Pekerjaan Baru Setelah Terkena PHK 

Cara mengelola emosi agar tak terjebak layoff anxiety

Mengelola sisi emosional dapat menjadi langkah penting demi menjaga kesehatan mental di tengah maraknya kabar PHK.

Connie Wanberg, PhD, seorang psikolog di Carlson School of Management, Universitas Minnesota mengatakan, sebenarnya kondisi ini merupakan hal yang wajar.

Tetapi jika dibiarkan berlarut-larut, layoff anxiety bisa memicu stres, kebingungan, dan kecemasan yang bisa mengganggu produktivitas jika kita terjebak di dalamnya.

"Ada banyak faktor yang dapat membuat peristiwa PHK sangat berdampak buruk bagi kesehatan mental."

"Mulai dari hilangnya pendapatan, status, rutinitas sehari-hari, dukungan sosial hingga harga diri dan identitas diri," kata Wanberg seperti dikutip dari laman Self.

Maka, beberapa langkah berikut sepertinya bisa dijadikan alternatif untuk mengelola emosi, agar kita tidak terjebak dalam layoff anxiety.

1. Terima kekhawatiran yang dialami

Jika kebetulan kita baru terkena PHK, memahami perasaan yang muncul dapat membuat perasaan menjadi lebih baik.

"Sudah menjadi hal umum untuk merasakan penolakan, kemarahan sampai reaksi kesedihan setelah terkena PHK," kata Linda Kim, MD, seorang psikiater dari Moon Mental Health.

Cara paling efektif untuk memahami perasaan itu adalah menerima dan mengidentifikasi setiap perasaan yang muncul.

Dia menyarankan agar kita bisa meluangkan sedikit waktu untuk memahami kondisi yang sebenarnya terjadi.

Kemudian, amati entah perasaan itu berupa kecemasan, kemarahan, stres atau rasa malu akibat PHK.

Pahamilah, jenis refleksi emosional ini tidak berdampak langsung dan tidak mengubah apa pun.

Kita hanya perlu mendeskripsikannya, menerima apa yang terjadi dan memilah keduanya dalam kategori "mengerikan" atau "buruk".

Penelitian menunjukkan, mengidentifikasi dan menyadari perasaan terbukti mengurangi stres, dan pada akhirnya bisa membantu kita berpikir lebih positif ke depan.

2. Mencoba rutinitas baru yang menyenangkan

Tidak ada salahnya menggunakan waktu luang untuk memaksimalkan istirahat atau mencoba rutinitas baru yang menyenangkan.

Cara ini dapat melindungi kesehatan mental, dan bisa membantu mengurangi stres akibat memikirkan dampak PHK.

Penelitian juga menunjukkan, rutinitas yang menyenangkan dapat membantu memberi makna pada hidup, menurunkan tingkat stres, hingga meningkatkan suasana hati.

Jika tidak tahu harus memulainya dari mana, cobalah untuk mengubah rutinitas baru dari hal kecil.

Misalnya, saat pagi meluangkan waktu untuk jalan-jalan di sekitar rumah atau hanya sekadar menikmati secangkir kopi di pagi hari.

3. Berusaha untuk tetap bersosialisasi

Penelitian menunjukkan, orang yang kehilangan pekerjaan cenderung mengasingkan diri dan merasa kesepian.

Tetapi perlu dipahami, orang yang kurang mendapatkan dukungan sosial baik secara pribadi atau profesional, justru mungkin mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.

Oleh karena itu, bersosialisasi dapat menjadi langkah agar kita mendapatkan lebih banyak dukungan sosial bahkan bisa membuka peluang baru agar tidak terjebak dalam layoff anxiety.

Baca juga: Tips Mengatur Keuangan Setelah Terkena PHK 

 

Ilustrasi PHKPixabay Ilustrasi PHK

4. Berpikir lebih realistis

Mungkin kita membutuhkan waktu beberapa bulan untuk mendapatkan pekerjaan baru.

Bersiaplah menghadapi sejumlah keadaan seperti tidak mendapatkan kabar tentang lamaran pekerjaan, atau mungkin pekerjaan yang diminati sudah terisi orang lain.

Jika merasa takut saat mencari pekerjaan baru, cobalah untuk melatih rasa welas asih pada diri sendiri, dan cobalah untuk berpikir realistis kalau ini semua hanya sebuah proses.

5. Merencanakan masa depan

Meluangkan waktu untuk merencanakan masa depan dapat membantu kita berpikir secara jernih dan lebih realistis dalam mencapai tujuan yang kita inginkan.

Itulah sebabnya, Dr. Kim menyarankan agar kita meluangkan waktu untuk belajar memahami kapasitas diri. 

Seperti mencoba hobi baru, ikuti kursus atau pelatihan yang kita kita sukai, kembali menjalani aktivitas yang sudah lama ditinggalkan, atau mewujudkan rencana yang selama ini tertunda karena pekerjaan.

Mencoba dan menjelajahi minat berbeda dapat membantu kita untuk meningkatkan harga diri dan melindungi kesejahteraan mental.

6. Melatih pernapasan untuk membantu mengelola stres

Selama ketidakpastian itu kita rasakan, cobalah untuk menghadapinya dengan cara-cara yang bisa membantu meredakan kecemasan itu.

Misalnya saja berlatih pernapasan, terutama ketika kecemasan atau stres itu muncul di pikiran kita.

Melatih pernapasan dalam dapat membantu mengaktifkan sistem saraf parasimpatis yang membantu kita untuk lebih tenang dan rileks.

"Ini adalah kunci untuk mengurangi stres dengan cara instan," ujar Dr. Kim.

Baca juga: Melamar Pekerjaan di Perusahaan yang Aktif PHK, Untung atau Buntung? 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com