Kita tidak bisa selalu sempurna, dan itu wajar. Namun, jika ingin mencapai kecerdasan emosional yang lebih tinggi, penting bagi kita untuk menerima kelemahan dan belajar darinya, bukan sekadar menyangkal keberadaannya.
Ada perbedaan besar antara sekadar mendengar dan mendengarkan secara aktif. Untuk mencapai kecerdasan emosional yang lebih baik, cobalah untuk mendengarkan orang lain secara aktif daripada hanya menunggu giliranmu untuk berbicara.
Ingat dan pahami apa yang mereka katakan, tunggu sampai mereka selesai bicara, dan ulangi kembali sebagian dari apa yang telah mereka ungkapkan sebagai cara untuk menunjukkan bahwa kita benar-benar mendengarkan mereka.
“Daripada memberi tahu seseorang apa pendapatmu, kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk merefleksikan kembali apa yang kamu dengar,” jelas Koenig.
Meski sulit, mengakui bahwa kita salah adalah langkah besar menuju kecerdasan emosional yang lebih baik. Meskipun mungkin terasa tidak nyaman, belajar mengakui kesalahan dan bertumbuh dari kesalahan tersebut, alih-alih menyembunyikannya, akan membuat perbedaan besar dalam kesehatan emosional dan kesehatan hubunganmu dengan orang lain dalam jangka panjang.
Menghargai saran orang lain bisa sangat bermanfaat ketika kamu berupaya mencapai kecerdasan emosional yang lebih tinggi. Meskipun tidak semua saran itu benar, belajar mendengarkan dan mempertimbangkan pengalaman hidup orang lain serta informasi yang mungkin diberikan akan membuat kita lebih bijaksana.
Saat kamu merasakan emosi yang kuat, seringkali sulit untuk mengungkapkannya dengan cara yang tenang. Namun, dalam mengejar kecerdasan emosional yang lebih tinggi, belajar menjelaskan apa yang kamu rasakan dan mengatasinya tanpa ledakan emosi adalah kuncinya.
“Latihlah memberi label pada emosi sendiri —label yang tidak menghakimi, seperti 'kesedihan', 'ketidakpastian', 'kepuasan', 'rasa syukur', dan sebagainya,” kata psikolog klinis berlisensi Inna Khazan, Ph.D. "Berhentilah sejenak dan periksa apa yang saya rasakan? Ini adalah latihan yang baik untuk mencapai kesadaran."
Baca juga: 5 Pertanyaan untuk Menguji Kecerdasan Emosional Diri Sendiri
Kita semua mempunyai opini dan pendapat yang kadang kita pegang erat-erat. Namun, jika kamu ingin lebih cerdas secara emosional, mempelajari alasan kamu memegang pendapat tersebut, dan apakah pendapat tersebut benar atau tidak, bisa sangat bermanfaat.
Jika seseorang menyakiti perasaanmu, apa reaksi pertamamu: membela diri, menghina mereka, atau melepaskan diri sepenuhnya? Mencoba memahami dorongan reaktif tersebut dan, jika memungkinkan, memilih untuk berhenti sejenak dan menenangkan diri sebelum merespons, akan membuat kamu lebih cerdas secara emosional.
Secara intelektual, kamu mungkin tahu bahwa bukan hanya perasaanmu saja yang penting. Namun, mempraktikkannya bisa jadi sulit, meski bermanfaat dalam jangka panjang.
“Berlatihlah mengenali emosi orang lain. Mulailah dengan orang yang kamu kenal baik dan merasa nyaman,” kata Khazan. "Selama interaksi, berhentilah sejenak dan renungkan perasaan orang lain. Kemudian tanyakan kepada mereka: 'Saya pikir perasaanmu… apakah saya benar?'"
Ketika kamu hendak meneriaki anak karena melakukan kesalahan, atau hampir memaki orang lain karena hampir menyenggol mobilmu, tahanlah dan coba pikirkan apa yang sebenarnya membuatmu merasa begitu emosi. Apakah harimu melelahkan? Apa kau lelah? Apakah ada hal lain yang membuatmu stres? Memahami motivasi dapat membantumu menjadi lebih cerdas secara emosional.
Kepercayaan adalah komponen utama kecerdasan emosional, dan penting untuk dikembangkan. Jika orang lain merasa semua yang mereka ceritakan kepadamu menjadi gosip, mereka akan berhenti mempercayaimu. Kepercayaan dapat membuka dunia hubungan emosional yang sehat bagi kita jika kita menganggapnya sebagai sesuatu yang sakral.
Baca juga: Humor Ternyata Dapat Meningkatkan Kecerdasan Emosional, Sudah Tahu?
Ingin menjadi lebih cerdas secara emosional dengan cepat? Belajarlah untuk menerima bahwa perasaan dan keyakinan orang lain dapat berkembang seiring berjalannya waktu. Sadarilah mengapa dan bagaimana opinimu sendiri dan opini orang lain berkembang, dan jangan memaksakan diri untuk tetap berpegang pada keyakinan atau opini yang tidak lagi sesuai.
Menjadi rentan memang sulit, tetapi ini merupakan komponen penting ketika kita mencoba meningkatkan kecerdasan emosional. Membiarkan diri mengakui ketika merasa sakit hati, frustrasi, sedih, atau takut adalah langkah besar menuju kecerdasaan emosional yang lebih besar.
Sulit untuk mengabaikan kegagalan, tetapi hal ini dapat membantu kita menjadi lebih cerdas secara emosional dalam jangka panjang. Menganggap kegagalan sebagai alat pembelajaran, dibandingkan kesialan, akan membantu kita menjadi lebih sehat secara emosional, dan mengurangi rasa frustrasi dalam jangka panjang.
Permintaan maaf yang jujur ??dapat membuat perbedaan besar dalam membuat hubunganmu dengan orang lain menjadi lebih sehat. Belajar mengakui kesalahan akan meningkatkan kecerdasan emosional dan memudahkan orang lain untuk terbuka kepadamu juga.
Empati berarti ikut merasakan apa yang dirasakan orang lain. Cobalah dengan membayangkan atau berpikir bagaimana jika kita berada dalam posisi mereka? Ikut merasakan apa yang dialami orang lain akan membantu kita bertindak lebih bijaksana dan penuh welas asih yang pada akhirnya akan meningkatan kecerdasan emosional.
Baca juga: 7 Kecerdasan Emosional yang Harus Diajarkan pada Anak Sejak Dini
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.