Perubahan perilaku belanja dari offline ke online yang semakin subur setelah pandemi Covid-19, tidak lantas membuat The Body Shop menutup gerai-gerai offline di Indonesia.
Pasokan produk juga dipastikan tidak terganggu.
Suzy menyebutkan, hal ini karena selama dua tahun terakhir, The Body Shop Indonesia membangun tulang punggung untuk bisnis digitalnya.
Baca juga: The Body Shop Dukung Kaum Muda untuk Berpolitik
Menurutnya, Indonesia menjadi franchise pertama yang memiliki aplikasi dan kini sudah diunggah oleh sekitar 200.000 pelanggan. Mereka juga memperlebar sayap di marketplace.
"Franchise kami yang pertama punya apps, India kedua," bebernya.
Baginya, gerai-gerai offline dipertahankan karena pengalaman pelanggan untuk berbelanja langsung di toko tetap diperlukan. Meskipun, sebagian di antaranya melakukan transaksi secara online.
Kendati demikian., tak menutup kemungkinan ada gerai yang mungkin akan ditutup di masa depan, jika memang sudah tidak efektif.
"Kami akan juga lihat, toko-toko yang sudah tidak efektif di third-tier cities, yang sewanya habis tidak diperpanjang."
"Kita harus benar-benar maju ke mal-mal besar, yang fasilitasnya komplet. Sekarang, semua tentang experience," tuturnya.
Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, The Body Shop Anjurkan Pakai Kemasan Isi Ulang
Adapun strategi serupa juga diterapkan The Body Shop secara global.
"Di Inggris juga demikian, beberapa gerai yang dinilai sudah tidak produktif juga ditutup, tapi mereka akan memperkuat online-nya di Eropa," tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram