Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/04/2024, 07:07 WIB
Wisnubrata

Editor

Jackson juga percaya bahwa iklan wewangian lebih dari sekedar wajah terkenal. “Saya lebih tertarik jika ada fotografi abstrak,” katanya. “Saya merasa aroma dapat direferensikan secara menarik melalui tekstur atau gaya fotografi.”

Namun kembali lagi, seseorang terutama memutuskan membeli parfum karena wanginya yang cocok, bukan karena iklan, selebriti, atau hal lain.

Baca juga: Aroma Kayu dalam Parfum, Memberi Kemewahan dan Kehangatan

Kepuasan memakai, wangi yang memberi kesan dan yang terlupakan

Wewangian niche sedang mendapatkan tempat di hati penyuka parfum. Tujuh puluh delapan persen responden tertarik pada merek niche (namun berpengaruh) seperti Le Labo, Byredo, dan Diptyque, yang disukai karena nuansa seninya.

Responden juga menyebutkan D.S. & Durga, Kilian Paris, Frédéric Malle, dan pemenang Fragrance Foundation Award 2023 BDK Parfums di antara brand niche favorit mereka.

Meskipun demikian, merek wewangian rancangan desainer – yang sebagian besar telah berdiri selama beberapa dekade dan memiliki reputasi dalam hal kualitas dan prestise – masih memiliki pengaruh.

Lima puluh delapan persen responden mengatakan label seperti Chanel, Dior, dan YSL tetap menarik. Merek desainer baru, yaitu Loewe, Tom Ford, dan Maison Margiela dengan Replica-nya, juga populer di kalangan responden.

Secara umum, ada keinginan dari pembeli untuk mendapatkan informasi lebih transparan dan mendidik seputar wewangian, yang dianggap oleh banyak orang sebagai bentuk seni alkimia yang misterius. Empat puluh empat persen responden menyatakan bahwa mereka menganggap notes wewangian dan terminologinya membingungkan. 

Salah satu topik yang sangat membingungkan adalah penggunaan bahan-bahan alami dan sintetis, sesuatu yang Taylor harap dapat dijelaskan oleh merek.

Meskipun sebagian besar pembuat parfum setuju bahwa bahan sintetis sangat penting dalam memformulasikan wewangian yang seimbang dan seringkali lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan alami, rasa takut  mengenai keamanan bahan-bahan yang “tidak alami” masih muncul.

“Saya berharap merek dapat menjelaskan mengapa mereka menggunakan bahan sintetis,” kata Taylor. “Ini percakapan yang sangat membosankan, tapi orang-orang perlu mendengarnya.”

Kesadaran yang lebih besar terhadap bahan-bahan juga menawarkan peluang bagi brand untuk memperkaya cerita mereka — dan bisa meningkatkan popularitas.

“Jika media sosial membagikan bagaimana produk itu dibuat dan dari mana inspirasi mereka berasal, hal itu cenderung menarik saya,” kata Belotti-Sonnois. “Hal ini membuat saya lebih bersemangat untuk mencobanya.”

Head melihat konten media sosial sebagai lahan subur bagi wewangian – tapi ini rumit. “Pada tutorial tata rias, kita mendapatkan kepuasan instan saat melihat hasilnya. Bahkan untuk skincare, kita dapat melihat foto perkembangannya. Sedangkan wewangian lebih sulit untuk diungkapkan,” katanya. 

Meskipun terdapat tantangan dalam mengkomunikasikan wewangian di TikTok dan Instagram, Head suka melihat influencer membuat konten wewangian, terutama ketika dia dapat melihat bagaimana mereka memadukan parfum dengan pakaian tertentu.

Konten media sosial bukan satu-satunya hal yang dapat membantu konsumen memvisualisasikan aroma. Head juga berharap ada kuis untuk mencarikan konsumen wewangian yang mungkin mereka sukai: “Seperti, 'Jika kamu menyukai jenis wewangian ini' atau 'Jika kamu pernah membeli X, Y, dan Z sebelumnya, kamu mungkin menyukai ini.' ”

Berbicara mengenai kebingungan yang sering menyelimuti terminologi wewangian, Jackson lebih tertarik melihat merek menjelaskan berbagai kelas dalam wewangian.

“Saya sudah mencarinya di Google jutaan kali, tapi eau de parfum, eau de toilette… Ini membingungkan,” katanya, sambil menyebutkan istilah yang digunakan untuk menunjukkan konsentrasi minyak parfum dalam wewangian (parfum dan extrait adalah yang paling kuat, diikuti oleh eau de parfum, eau de toilette, eau de cologne, dan eau fraîche). 

Yang jelas, di luar segala kebingungan itu, hal yang paling dihargai seseorang setelah membeli parfum adalah keharumannya yang enak, tahan lama, dan menyebar dengan pas.

Baca juga: Elixir dengan Eau de Parfum, Apa Bedanya?

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com