Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/06/2024, 18:19 WIB
Nazla Ufaira Sabri,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ketika membicarakan kesehatan, kebanyakan orang mungkin langsung membayangkan tubuh yang ramping dan otot yang terbentuk.

Namun nyatanya banyak juga orang yang giat berolahraga dan lincah, namun badannya tetap gemuk.

Pertanyaannya, apakah memungkinkan menjadi fat (gemuk) namun fit (bugar)?

Definisi fit dan gemuk

"Fit dan fat" adalah frasa yang menarik dan lebih mudah diucapkan dibandingkan "obesitas metabolik sehat (MHO)," yang digunakan untuk seseorang yang kelebihan berat badan tetapi tidak memiliki faktor risiko penyakit kardiovaskular.

Obesitas diukur dengan indeks massa tubuh (IMT), yang menggunakan tinggi dan berat badan untuk memperkirakan lemak tubuh. IMT 30+ dianggap obesitas. Namun, IMT bisa menyesatkan karena tidak membedakan antara otot dan lemak, dan bisa berbeda menurut ras dan etnis.

Baca juga: 4 Rahasia Bugar dan Awet Muda Saat Usia Terus Bertambah

Obesitas sering kali disertai masalah kesehatan seperti tekanan darah tinggi, kolesterol tinggi, diabetes tipe 2, dan kebugaran kardiovaskular yang buruk.

"Obesitas memberikan beban ekstra pada tubuh, terutama jantung," kata Ahli Jantung, Leslie Cho, MD seperti dilansir dari laman Cleveland Clinic.

Namun, tidak semua orang dengan obesitas memiliki masalah kesehatan ini, itulah yang disebut dengan MHO.

Bisakah tetap sehat walaupun gemuk?

Menurut Dr. Cho, situasinya agak rumit. Mari kita lihat dari perspektif jangka pendek dan jangka panjang.

‘Fit dan fat’: jangka pendek

Obesitas dan kebugaran dapat hidup berdampingan. Ada orang dengan berat badan berlebih yang rajin berolahraga.

Aktivitas fisik dapat menjaga tekanan darah dan kadar kolesterol dalam batas normal serta membantu mencegah diabetes tipe 2. Kesimpulannya?

“Lebih baik berolahraga daripada tidak berolahraga,” kata Dr. Cho.

Baca juga: 10 Kebiasaan Sederhana yang Dilakukan Orang-orang Bugar

‘Fit dan fat’: jangka panjang

Namun, berolahraga beberapa kali seminggu tidak sepenuhnya menghilangkan risiko kesehatan terkait berat badan berlebih.

Kelebihan berat badan akhirnya berdampak pada tubuh dan meningkatkan risiko sindrom metabolik dan penyakit jantung.

Analisis dari Studi Multi-Etnik Aterosklerosis (MESA) menemukan bahwa MHO (Metabolically Healthy Obesity) tidak dapat diandalkan untuk memprediksi risiko di masa depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com