KOMPAS.com - Generasi milenial memiliki sifat idealis. Namun, siapa sangka sifat idealis ini bisa berdampak buruk pada hubungan. Kebiasaan dari para generasi milineal adalah mempertahankan idealisme.
“Ketika idealis ketemu idealis seperti apa? Komunikasi tidak lancar, bukan,” kata Psikolog dari Universitas Tarumanegara, Untung Subroto Dharmawan kepada Kompas Lifestyle di Lot 8 Bar and Resto, SCBD, Jakarta, Senin (15/5/2017).
Saat memasuki jejang lebih serius seperti pernikahan, generasi milenial perlu mengendurkan sifat idealis dan bersikap lebih realistis. Bila tidak, sulit mencari titik temu dari perbedaan pendapat.
Untung mencontohkan sebuah kasus, sebelum ke jenjang pernikahan, suami-istri berencana untuk membeli rumah dalam lima tahun setelah menikah. Namun, impian itu tak terwujud. Saat itu, baik istri atau suami tak perlu kesal satu sama lain. Mereka harus realistis dan mencoba untuk membicarakan dengan kepala dingin.
Melalui diskusi nantinya akan muncul kompromi untuk menata langkah ke depan. Misalnya sama-sama mulai lebih giat bekerja, cermat mengatur pengeluaran dan menabung.
“Jangan bilang, ‘lima tahun harus punya rumah, buat gue laki-laki harus terapin janji, kalau enggak (cerai)’, itu namanya idealis gila,” kata Untung.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.