KOMPAS.com - Mengajarkan anak-anak tentang kedisiplinan sejak dini memang penting bagi perkembangan mereka hingga dewasa nanti. Lewat kedisiplinan, anak juga bisa belajar konsep "benar"dan "salah".
Namun, penerapan yang tidak tepat justru dapat membuat anak-anak bingung, kemudian mereka akan merasa cemas.
"Sebagai orangtua, kita harus bertanya pada diri sendiri tentang hasil apa yang kita inginkan ketika kita mendisiplinkan anak-anak kita," kata terapis kecemasan, Chad Brandt, PhD.
"Skenario terbaik adalah anak-anak bisa memahami bahwa apa yang mereka lakukan salah, sehingga mereka dapat belajar dan mempraktikkan alternatif lainnya," sambung dia.
Baca juga: 5 Cara Mendisiplinkan Anak tanpa Membentak
Nah, untuk memperbaikinya, Brandt membagikan beberapa bentuk kebiasaan disiplin dari orangtua yang tidak efektif dan bisa membuat anak-anak merasa cemas:
1. Disiplin fisik
Penelitian terus menunjukkan bahwa memukul dan menerapkan bentuk disiplin fisik lainnya tidak sehat untuk anak-anak.
Ada bukti bahwa disiplin fisik dapat mengubah struktur otak anak-anak dan memukul tak akan efektif untuk mengubah perilaku mereka menjadi lebih positif.
Selain itu, disiplin fisik juga dapat berkontribusi pada siklus perilaku buruk karena anak cenderung akan menirunya.
Tentu kita tidak ingin anak-anak kita memukul teman sebayanya ketika mereka melakukan kesalahan.
Kecemasan yang ditimbulkan oleh disiplin fisik dapat memperburuk masalah perilaku dengan membuat anak-anak menjadi lebih tertutup.
Baca juga: Mayoritas Orangtua Merasa Anak Zaman Sekarang Lebih Pintar
"Ketika anak-anak mengalami reaksi fisik terhadap rasa sakit, mereka akan mulai menyembunyikan perilaku mereka dari kita. Atau mereka akan berbohong dan menutupi sesuatu karena mereka tidak ingin dipukul," jelasnya.
"Jadi, memukul tidak mengajari mereka cara mengubah perilaku. Sebaliknya, kita justru mengajari mereka cara menghindari kita," lanjut dia.
Disiplin yang berhasil akan mengajarkan anak tentang kesalahan mereka dan tanggapan yang tepat ketika mereka berada dalam situasi yang sama.
Apabila kita ingin membantu anak-anak terlibat selama proses pendisiplinan, Brandt menyarankan orangtua menunjukkan empati.
Baca juga: Waspada, Memukul Anak Ganggu Perkembangan Otaknya