Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai 8 Tanda Kuku Tidak Sehat, Mengelupas hingga Menguning

Kompas.com, 10 Mei 2024, 14:11 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Mengenali tanda kuku tidak sehat menjadi hal yang penting karena bisa jadi berkaitan dengan fungsi tubuh pada area lainnya.

Kuku yang rapuh, lemah, dan mengelupas, misalnya, menjadi salah satu kondisi yang banyak ditemui para ahli belakangan ini dan sering diabaikan.

Baca juga: 6 Kenampakan Kuku yang Bisa Menunjukkan Kondisi Kesehatan

Padahal, bisa jadi itu merupakan indikasi pola makan yang buruk.

"Untuk populasi umum, kesehatan kuku paling sering menjadi indikator asupan nutrisi yang buruk atau pencernaan yang buruk," ungkap dokter naturopati yang berbasis di Los Angeles, AS, Dr. Sara Norris, seperti dilansir dari Healthline.

Namun, tak semua orang menyadari tanda-tanda kuku yang kurang sehat.

Lebih lanjut, berikut tanda kuku tidak sehat yang perlu kamu waspadai.

Tanda kuku tidak sehat

Kuku yang sehat cenderung mulus tanpa perubahan warna. Secara umum, para ahli menyebutkan tanda-tanda berikut pada kuku yang dikategorikan tidak sehat:

1. Rapuh

Kuku yang kasar dan pecah-pecah serta mudah retak adalah salah satu masalah kuku yang paling sering dilaporkan.

Secara resmi disebut onychoschizia, kuku rapuh biasanya disebabkan oleh pembasahan dan pengeringan kuku yang berulang-ulang, sehingga kita harus menggunakan sarung tangan ketika tangan basah, seperti saat mencuci piring.

Baca juga: Pahami Risiko Penyakit Berbagi Gunting Kuku dengan Orang Lain

Dalam beberapa kasus, kuku rapuh mungkin juga merupakan tanda hipotiroidisme atau kekurangan zat besi.

Cara mengatasinya, cobalah mengoleskan losion yang mengandung asam alfa hidroksi atau lanolin dan mengenakan sarung tangan saat mencuci piring atau melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan air.

2. Lembek atau rapuh

Kuku ini mudah patah atau bengkok dulu sebelum patah.

Kuku yang lunak dapat disebabkan oleh paparan kelembapan atau bahan kimia berlebih, misalnya deterjen, cairan pembersih, perawatan kuku, dan penghapus cat kuku.

Kuku yang lemah juga bisa jadi merupakan tanda kekurangan vitamin B, kalsium, zat besi, atau asam lemak.

Baca juga: Apa Itu Nail Art? Seni Menghias Kuku yang Lagi Tren di Kecantikan

Cara mengatasinya, hindari penggunaan bahan kimia di sekitar kuku. Lakukan perawatan alami untuk memberi waktu kuku pulih.

Norris menyarankan untuk tidak mengonsumsi suplemen zat besi kecuali jika kita tahu bahwa kita kekurangan zat besi.

Sebagai gantinya, mulailah mengonsumsi multivitamin yang mengandung kalsium dan vitamin B.

3. Mengelupas

Kuku mengelupas kemungkinan besar disebabkan oleh trauma eksternal.

Misalnya, menggunakan kuku sebagai alat, menekan kuku terlalu kuat, atau menghapus cat kuku akrilik.

Kuku juga bisa terkelupas jika kita merendam tangan terlalu lama di dalam air berbusa.

Trik untuk mengetahui apakah penyebab kuku mengelupas dari dalam atau dari luar adalah melihat apakah kuku kaki juga mengelupas.

Baca juga: 7 Tanda Paru-paru Tidak Sehat, Sesak Napas hingga Kuku Biru

Jika iya, mungkin penyebabnya dari dalam, seperti kekurangan zat besi. Jika tidak, mungkin penyebabnya adalah faktor eksternal.

Cara mengatasinya adalah mencoba menambahkan makanan kaya zat besi jika penyebabnya dari dalam.

Sementara jika penyebabnya eksternal, jagalah kelembapan kuku dengan mengoleskan losion setelah melakukan aktivitas apapun yang dapat mengeringkan kuku.

Bicaralah dengan ahli kesehatan jika gejalanya terus berlanjut, terutama jika kita juga melihat pengelupasan pada kuku kaki.

4. Tonjolan

Pernahkah kamu memerhatikan adanya tonjolan yang terlihat seperti gelombang kecil horizontal atau vertikal pada kuku?

Tonjolan vertikal umumnya muncul di kemudian hari dan membentang dari ujung kuku ke kutikula.

Selama tidak disertai dengan gejala lain seperti perubahan warna, biasanya kondisi tidak perlu dikhawatirkan.

Baca juga: Ingin Kuku Tumbuh Lebih Cepat dan Kuat? Coba Konsumsi 7 Makanan Ini

Sementara garis-garis horizontal, yang juga disebut garis Beau, mungkin merupakan tanda penyakit ginjal atau kondisi lain yang mendasarinya.

Cara mengatasinya, untuk tonjolan vertikal, kita bisa menggosok permukaan kuku dengan lembut untuk menghaluskannya.

Sementara untuk garis horizontal, temui ahli kesehatan untuk menemukan penyebabnya.

 
 
 
Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an
 
 
 

Ein Beitrag geteilt von KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau