Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Langka tapi Nyata, Hamil Lagi Saat Sedang Hamil...

Lalu, apakah mungkin seorang wanita hamil saat sedang hamil? Kondisi itu terdengar luar biasa dan melampaui standar kesuburan manusia.

Kendati demikian, kondisi itu bukan mustahil bisa terjadi. 

Fenomena yang tergolong aneh ini dikenal dengan sebutan superfetasi. 

Superfetasi terjadi saat sebuah janin terbentuk dalam rahim wanita yang tengah mengandung janin lain dari pembuahan terdahulu.

Dalam superfetasi, seorang wanita hamil melepaskan sel telur beberapa minggu saat kehamilannya.

Telur kedua lalu dibuahi, dan wanita tersebut kemudian mengandung dua bayi secara bersamaan.

Superfetasi harus dibedakan dengan superfekundasi, yakni ketika dua atau lebih sel telur dilepaskan pada siklus haid yang sama, namun dibuahi (fertilisasi) di waktu yang terpisah.

Istilah ini juga dipergunakan untuk kasus di mana dua laki-laki menghamili wanita yang sama dan menghasilkan bayi kembar fraternal (kembar yang berbeda).

Masing-masing laki-laki menghasilkan satu bayi dalam siklus haid yang sama (heteropaternal superfekundasi).

Nah, secara biologis dalam masa kehamilan, superfetasi seharusnya tak terjadi.

"Sebab, hormon kehamilan biasanya mematikan sistem wanita, sehingga tidak mungkin berovulasi selama kehamilannya."

Demikian diungkapkan Connie Hedmark, seorang dokter kandungan di Marquette General Hospital di Michigan, seperti dikutip laman Babycenter.

"Inilah sebabnya mengapa superfetasi menjadi kasus yang begitu luar biasa," kata Hedmark.

Namun demikian, tidak ada yang tahu mengapa hal itu bisa terjadi.

Menurut Karen Boyle, seorang ahli pengobatan reproduksi, superfetasi dapat terjadi kala implantasi embrio pertama tertunda saat mencegah lonjakan hormon.

Implantasi yang tertunda terjadi pada kelinci dan beberapa hewan lainnya, -walaupun ini belum dipelajari dengan seksama.

Pada manusia, fenomena ini nampaknya sangat langka. Bahkan, saat Boyle bersiap berbicara tentang superfetasi di acara ABC Good Morning America, dia mengaku hanya menemukan sekitar sepuluh kasus superfetasi.

Setelah acara ditayangkan, Boyle dibanjiri komentar dan email dari orang-orang yang menduga bahwa mereka mengalami superfetasi.

"Saya kaget mendengarnya," kata Boyle.

Bukankah bisa beberapa kasus perbedaan pada bayi kembar terjadi akibat retardasi (perlambatan) pertumbuhan pada salah satu janin? Tentu saja bisa.

Tapi, seperti yang ditunjukkan Boyle, terbuka kemungkinan yang amat besar, ibu hamil mengabaikan terjadinya superfetasi, karena tak menyadari hal itu.

Lantas, apakah bayi kembar dalam kasus superfetasi bisa lahir bersamaan?

Pada kasus yang pernah tercatat, perbedaan usia bayi ditemukan setelah kedua anak dilahirkan secara alami.

Namun akhir-akhir ini, perbedaan itu dapat terpantau melalui pemeriksaan ultrasonografi, hingga memungkinkan ibu hamil dan dokter yang menanganinya bisa merencanakan kelahiran.

Biasanya, dalam kasus semacam ini, maka satu bayi yang dilahirkan dalam usia yang telah mencukupi.  Sementara, saudara kembarnya lahir dalam usia kandungan yang lebih muda.

https://lifestyle.kompas.com/read/2017/11/24/112150520/langka-tapi-nyata-hamil-lagi-saat-sedang-hamil

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke