Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kawat Gigi, Cegah Masalah Gigi Hingga Jantung

Kompas.com - 17/12/2009, 09:44 WIB

Pemeriksaan foto rontgen diperlukan untuk mengetahui susunan awal gigi orang tersebut, apakah ada gigi yang perlu dicabut atau tidak. "Karena bisa jadi ada orang yang giginya besar tapi ruang di gusinya kecil, sehingga gigi lain perlu 'dikorbankan' untuk memberi ruang pada gigi yang hendak dikoreksi letaknya. Jika ukuran gigi dan gusi sesuai, tak perlu ada 'tumbal' gigi lain," paparnya.

Setelah mengenakan bracket, pasien tak langsung lolos dari klinik dokter gigi. Pemeriksaan rutin wajib dilakukan tiga atau empat minggu sekali. "Pemeriksaan ini sekaligus untuk menarik gigi secara bertahap. Kalau tidak ditarik, gigi tidak akan bergeser ke posisi yang diinginkan," ujar Drg. Aditya.

Lamanya pemakaian kawat gigi bergantung pada kondisi dan seberapa besar posisi gigi yang harus dikoreksi. Semakin banyak gigi atau posisi yang harus ditarik, semakin lama pula waktu pemakaiannya. "Biasanya berkisar dua hingga tiga tahun, tapi bisa tambah lama atau cepat, tergantung pola hidup si pasien," sebutnya.

Senyuman jutawan
Meski terlihat menyiksa dan membutuhkan ketelatenan dalam merawatnya, hasil yang didapat bakal setimpal. "Banyak mantan pengguna bracket yang puas dengan bentuk dan fungsi gigi mereka setelah dikoreksi dengan kawat gigi," ungkap Drg. Aditya.

Meski demikian, hak untuk mengenakan kawat gigi atau tidak tetap ada di tangan pasien. Jika pasien tidak mau mengenakan kawat gigi, ia harus benar-benar menjaga kebersihan giginya. "Nah, seringnya ada orang yang susunan giginya sudah benar ingin mengenakan kawat gigi untuk ikut tren. Kalau giginya sehat dan tidak ada masalah untuk apa kawat gigi?" imbuhnya.

Harga bracket tergolong tidak murah untuk kebanyakan masyarakat Indonesia, yang juga bergantung pada tempat pasien memasangnya. "Harga pemasangan dan perawatan kawat gigi tidak murah. Itu sebabnya senyum gigi kawat dikenal dengan sebutan senyum jutawan," ucap Drg. Yulia. (GHS/Michael)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com