KOMPAS.com - Belakangan ini kita sering mendengar istilah atau frase work-life balance.
Jika diartikan secara harfiah, work-life balance adalah keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Namun menurut para pakar, istilah work-life balance kurang tepat, melainkan life-work balance atau keseimbangan kehidupan dan pekerjaan.
Lidmila N Praslova, PhD, SHRM-SCP, profesor organizational psychology di Vanguard University, California Selatan, AS mengatakan, kehidupan (life) hadir sebelum aktivitas kehidupan apa pun --termasuk bekerja.
Sayangnya logika itu telah bergeser dalam budaya kita yang saat ini berfokus pada pekerjaan. Makanya, kita menyebut work-life balance, bukan life-work balance.
"Saya bukan anti bekerja, justru sebaliknya. Saya menikmati pekerjaan. Pekerjaan yang tepat bisa menyegarkan, menopang dan memperkaya hidup kita," ungkap Praslova, seperti dilansir Psychology Today.
"Tidak bisa bekerja akan membosankan, dan dalam banyak kasus sungguh menakutkan."
Sebaliknya, terlalu banyak pekerjaan juga dapat membuat kita kewalahan dan merasa takut.
Praslova mengatakan, di antara kebosanan dan kewalahan, terdapat apa yang dinamakan sensasi dari aliran atau flow yang akan mengeluarkan potensi kreatif kita.
Sensasi itu bisa terjadi saat kita menjalani hobi, namun juga dapat dirasakan ketika kita melakukan pekerjaan sesuai kemampuan kita.
Baca juga: Jaga Keseimbangan Antara Bekerja dan Kehidupan Pribadi demi Kesehatan
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.