Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Yoga Membantu Mempertahankan Penurunan Berat Badan

Kompas.com - 10/05/2022, 07:59 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Today

KOMPAS.com - Gerakan yoga membakar lebih sedikit kalori daripada latihan aerobik, sehingga jarang dipraktikkan oleh mereka yang berusaha menurunkan berat badan.

Namun tampaknya, gerakan yang melibatkan tubuh dan pikiran ini bisa membantu individu memertahankan penurunan berat badan dalam jangka waktu panjang.

Gagasan itulah yang coba diuji para peneliti dalam sebuah studi yang diterbitkan di jurnal PLOS One pada bulan lalu.

Penulis studi Jessica Unick, ahli fisiologi olahraga di Weight Control and Diabetes Research Center di Miriam Hospital, Rhode Island, AS menyadari yoga memberikan manfaat dalam upaya penurunan berat badan.

Hal itu dibuktikan Unick setelah ia mempraktikkan gerakan yoga.

"Saya senang bermain tenis dan mulai mengambil kelas yoga hanya untuk meningkatkan kekuatan dan fleksibilitas," tuturnya kepada Today.

"Tetapi hal yang sangat menarik bagi saya, saya selalu meninggalkan kelas dengan perasaan lebih santai dan tidak terlalu stres."

Dia merasa, yoga dipandang sebelah mata dalam manfaatnya untuk mengelola berat badan.

"Orang hanya berasumsi karena tidak membakar banyak kalori, yoga tidak akan efektif untuk menurunkan berat badan."

"Namun saya lebih tertarik pada manfaat psikologis dari yoga," tambah wanita itu.

Baca juga: Yoga Bantu Menurunkan Berat Badan, Begini Caranya

Unick bersama tim peneliti bertujuan untuk melihat apakah yoga dapat membantu individu memertahankan penurunan berat badan dengan meningkatkan:

1. Perhatian penuh (mindfulness)

Perhatian penuh yang dimaksud di sini adalah menyadari perilaku atau kebiasaan kita.

"Sangat mudah untuk makan makanan tanpa berpikir," katanya.

Nah dengan meningkatnya mindfulness lewat yoga, seseorang akan lebih memperhatikan apa yang ia makan.

2. Toleransi terhadap stres (distress tolerance)

Kita seringkali menambah berat badan karena ngemil saat merasa emosi (emotional eating) atau stres (stress eating).

"Jika kita memiliki kemampuan menoleransi sensasi tidak nyaman ini, pemikiran itu kemungkinan akan membantu mencegah keinginan untuk makan saat emosi," lanjut Unick.

3. Rasa welas asih (self compassion)

Rasa welas asih dapat membantu kita terhindar dari kesalahan pola makan, rasa bersalah akibat pola makan yang keliru, dan makan lebih banyak karena rasa bersalah itu.

Sayangnya, menurut Unick, tidak banyak studi di luar sana yang menggabungkan program penurunan berat badan dan yoga.

Baca juga: Latihan Yoga Bisa Bantu Turunkan Berat Badan, Benarkah?

Pose bridge dalam yogaPEXELS/ ELINA FAIRYTALE Pose bridge dalam yoga
Yoga membuat perasaan menjadi lebih baik

Studi yang dilakukan Unick beserta tim melibatkan 60 wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas.

Para peserta diikutsertakan dalam program penurunan berat badan selama tiga bulan yang mengharuskan mereka makan 1.200-1.800 kalori per hari dan olahraga aerobik secara teratur.

Mereka juga mengikuti sesi diskusi mingguan dengan psikolog dan ahli gizi.

Setelah menurunkan berat badan, setiap peserta secara acak diminta untuk mengikuti dua kelas yoga atau dua kelas nutrisi/memasak per minggu selama tiga bulan ke depan.

Para peneliti melacak berat badan mereka dan menggunakan kuesioner untuk mengukur kondisi psikologis mereka.

Ditemukan, peserta yang menjalani program penurunan berat badan dengan baik dan mengikuti kelas yoga dapat mengurangi berat badan mereka 3,5 persen lebih banyak.

Hasil itu dibandingkan dengan peserta lain yang menghadiri kelas nutrisi/memasak.

"Jika kita kehilangan berat badan yang signifikan tiga bulan pertama dan berada dalam kelompok yoga, kita akan terus menurunkan berat badan dari tiga hingga enam bulan," papar Unick.

Tidak ada jawaban ilmiah mengapa yoga mampu memertahankan penurunan berat badan dalam waktu lama.

Namun menurut Unick, para peserta memiliki peningkatan lebih besar dalam perhatian penuh (mindfulness), welas asih (self compassion), dan kemampuan menoleransi perasaan tidak nyaman (distress tolerance).

"Saya menduga individu pada umumnya merasa lebih baik, sehingga mereka cenderung tidak stres dan melarikan diri dengan makan," jelas dia.

Di saat bersamaan studi juga menunjukkan, yoga kurang efektif digunakan sebagai strategi pengelolaan penurunan berat badan jangka panjang pada individu yang awalnya tidak kehilangan banyak berat badan.

Unick menekankan, temuan ini adalah hasil dari studi berskala kecil yang hanya melibatkan wanita.

Dia berencana mengerjakan studi lebih lanjut yang juga melibatkan kaum pria.

Baca juga: Latihan Yoga Bantu Tingkatkan Imun Tubuh dan Redakan Depresi

Ilustrasi yoga asana ashtavakrasanaKarinaUvarova Ilustrasi yoga asana ashtavakrasana
Yoga bisa dilakukan oleh siapa saja

"Ada miskonsepsi bahwa yoga hanya untuk wanita kurus." kata Unick.

"Pada studi ini semua wanita memiliki indeks massa tubuh (BMI) antara 25-40, jadi mereka dikategorikan kelebihan berat badan atau obesitas."

"Dan mereka bisa melakukan yoga. Yoga untuk siapa saja," imbuhnya.

Para peserta melakukan yoga untuk melengkapi latihan aerobik rutin mereka, bukan mengganti latihan aerobik dengan yoga.

Sebab, seperti yang disarankan Unick, studi menunjukkan latihan aerobik penting untuk menjaga penurunan berat badan jangka panjang.

"Banyak orang akan terkejut dalam hal bagaimana yoga memengaruhi perasaan mereka," ujarnya.

"Meskipun kita tidak yakin akan menyukai yoga, cobalah dan lihat apa yang terjadi kemudian."

Baca juga: Cara Yoga Membantu Menurunkan Berat Badan, Selain Bakar Kalori

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com