Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta-fakta Seputar Keputihan, Penyebab, dan Bagaimana Mengatasinya

Kompas.com - 14/09/2022, 07:06 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber Healthline

KOMPAS.com - Keputihan merupakan kondisi yang normal dialami oleh perempuan sebelum dan sesudah haid.

Kendati demikian, keputihan juga bisa menjadi tanda infeksi pada vagina maupun organ kewanitaan lainnya apabila diikuti dengan rasa sakit dan perubahan warna.

Nah, untuk mengetahuinya lebih lanjut, berikut adalah fakta-fakta seputar keputihan, penyebab, dan cara mengatasi keputihan yang mengindikasikan infeksi.

Apa itu keputihan

Keputihan adalah cairan alami yang membantu menjaga vagina tetap bersih dan bebas infeksi.

Namun, warna, tekstur, dan jumlahnya dapat berbeda, tergantung pada usia dan kapan terjadinya dalam siklus haid.

Yang perlu diperhatikan, beberapa perubahan bisa menjadi tanda kondisi kesehatan yang mendasarinya. Ini dapat mencakup perubahan warna atau bau yang signifikan, serta perbedaan konsistensi.

Baca juga: Membedakan Keputihan Normal dan Tak Normal, Bagaimana Caranya?

Jenis-jenis keputihan

Ada beberapa jenis keputihan yang sering dikategorikan berdasarkan warna dan konsistensi.

• Putih

Keputihan berwarna putih adalah hal yang umum terjadi, terutama pada awal atau akhir siklus haid. Biasanya, keputihan ini akan kental dan lengket, juga tidak berbau menyengat.

• Jernih dan berair

Di sekitar ovulasi, keputihan sering menjadi lebih jernih dan lebih basah. Kita mungkin juga melihat lebih banyak cairan seperti ini ketika terangsang secara seksual atau hamil.

• Jernih dan kental

Ketika cairan yang keluar bening tetapi kental dan seperti lendir, bukan berair, itu menunjukkan bahwa kita kemungkinan sedang berovulasi.

• Coklat atau berdarah

Keluarnya cairan berwarna coklat atau berdarah dapat terjadi selama atau tepat setelah siklus haid. Kita mungkin juga mengalami sedikit keluarnya darah di antara haid yang disebut sebagai bercak.

Bercak yang terjadi selama waktu haid dan setelah berhubungan seks tanpa perlindungan mungkin merupakan tanda kehamilan. Dan bercak selama awal kehamilan bisa menjadi tanda keguguran.

• Kuning atau hijau

Keputihan berwarna kuning mungkin tidak menunjukkan kondisi kesehatan karena secara alami dapat berubah warna ketika terkena udara.

Tetapi, cairan kuning atau hijau yang lebih gelap, terutama ketika cairan itu tebal atau disertai dengan bau yang tidak menyenangkan maka bisa menjadi tanda adanya masalah kesehatan.

Baca juga: Simak, 4 Cara Mujarab untuk Cegah Keputihan

Jerawat di vagina merupakan kondisi normal yang dialami oleh banyak wanita. Penyembuhannya amat bergantung terhadap pengenalan atas faktor pemicunya. Kesehatan vagina, masalah keputihan.SHUTTERSTOCK Jerawat di vagina merupakan kondisi normal yang dialami oleh banyak wanita. Penyembuhannya amat bergantung terhadap pengenalan atas faktor pemicunya. Kesehatan vagina, masalah keputihan.
Penyebab keputihan

Keputihan adalah fungsi tubuh yang sehat yang dihasilkan dari perubahan alami kadar estrogen. 

Jumlah keputihan dapat meningkat akibat ovulasi, gairah seksual, pil KB, dan kehamilan.

Warna, bau, dan tekstur keputihan dapat dipengaruhi oleh perubahan keseimbangan bakteri vagina, karena ketika jumlah bakteri berbahaya meningkat, infeksi vagina pun lebih mungkin terjadi.

Berikut adalah beberapa kemungkinan infeksi yang harus diwaspadai.

• Vaginosis bakteri

Vaginosis bakteri adalah infeksi bakteri yang umum. 

Hal ini menyebabkan peningkatan keputihan yang memiliki bau yang kuat, busuk, dan terkadang berbau amis. 

Keputihan juga dapat terlihat abu-abu, tipis, dan berair. Dalam beberapa kasus, infeksi tidak menimbulkan gejala.

Meskipun vaginosis bakterialis tidak ditularkan melalui kontak seksual, namun kita memiliki risiko lebih tinggi untuk mengembangkannya jika aktif secara seksual atau baru saja mendapatkan pasangan seksual baru. 

Infeksi ini juga dapat menempatkan kita pada risiko lebih tinggi tertular infeksi menular seksual (IMS).

• Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah jenis infeksi lain yang disebabkan oleh parasit. Biasanya disebarkan melalui kontak seksual, tetapi juga dapat tertular dengan berbagi handuk atau pakaian renang.

Mereka yang terkena sering kali akan melihat cairan kuning, hijau, atau berbusa dengan bau yang tidak sedap. 

Nyeri, peradangan, dan gatal-gatal di sekitar vagina maupun ketika buang air kecil atau berhubungan seks juga merupakan tanda-tanda umum.

• Infeksi jamur

Infeksi jamur terjadi ketika pertumbuhan jamur meningkat di dalam vagina. Ini menghasilkan cairan kental dan putih yang terlihat mirip dengan keju cottage tetapi biasanya tidak berbau.

Gejala lainnya termasuk rasa terbakar, gatal, dan iritasi lainnya di sekitar vagina bersama dengan rasa sakit saat berhubungan seks atau saat buang air kecil.

Hal-hal berikut ini dapat meningkatkan kemungkinan kita terkena infeksi jamur seperti stres, diabetes, penggunaan pil KB, kehamilan, dan penggunaan antibiotik jangka panjang atau lebih dari 10 hari.

Baca juga: Bagaimana Membedakan Keputihan Normal dan Abnormal? Ini Penjelasannya

• Gonore dan klamidia

Gonore dan klamidia adalah IMS yang dapat menghasilkan cairan yang tidak normal karena menginfeksi serviks. 

Sering kali keputihan yang keluar berwarna kuning, kehijauan, atau keruh.

Selain itu, kita mungkin juga mengalami beberapa gejala yang meliputi rasa sakit saat buang air kecil, sakit perut, pendarahan setelah melakukan hubungan seks vaginal penetrasi, dan pendarahan di antara siklus haid.

• Herpes genital

IMS ini dapat menyebabkan keputihan yang kental dengan bau yang kuat, terutama setelah berhubungan seks. 

Luka dan lepuh dapat muncul di sekitar alat kelamin bersama dengan pendarahan di antara haid dan sensasi terbakar saat buang air kecil.

Namun, lebih umum tidak memiliki gejala atau gejala ringan. Jika gejalanya terjadi, kita mungkin mengalaminya berulang sepanjang hidup.

• Penyakit radang panggul

Keputihan yang berat, berbau busuk, dan menimbulkan rasa sakit di perut setelah berhubungan seks, haid, atau buang air kecil mungkin merupakan tanda-tanda penyakit radang panggul.

Hal ini terjadi ketika bakteri bergerak ke dalam vagina dan sampai ke organ reproduksi lainnya yang dapat disebabkan oleh IMS yang tidak diobati seperti klamidia atau gonore.

• Human papillomavirus atau kanker serviks

Infeksi human papillomavirus disebarkan melalui kontak seksual dan dapat menyebabkan kanker serviks. 

Meskipun mungkin tidak ada gejala, jenis kanker ini dapat menyebabkan keluarnya cairan berdarah, coklat, atau berair dengan bau yang tidak sedap, pendarahan yang tidak biasa saat haid atau setelah berhubungan seks, serta nyeri saat buang air kecil atau meningkatnya keinginan untuk buang air kecil.

Dalam kasus yang jarang terjadi, keputihan berwarna coklat atau berdarah juga bisa menjadi tanda kanker endometrium, fibroid, atau pertumbuhan lainnya.

Baca juga: Kapan Keputihan Dianggap Tidak Normal?

Cara mengatasi keputihan

Meski kondisi tidak biasa pada keputihan jarang terjadi, namun ada beberapa cara yang bisa kita lakukan jika kita mengalami keputihan yang mengindikasikan masalah.

• Berkonsultasi dengan dokter

Jika kita pernah khawatir tentang keputihan, bicarakan dengan dokter sesegera mungkin. 

Hal ini terutama berlaku jika keputihan mulai berubah warna, bau, atau konsistensi dan jika kita melihat cairan keluar lebih banyak dari biasanya.

Gejala lain yang harus diwaspadai termasuk iritasi di sekitar vagina, pendarahan saat haid atau setelah hubungan seks, nyeri saat buang air kecil, demam, penurunan berat badan secara tiba-tiba, dan peningkatan intensitas buang air kecil.

Ketika menemui dokter atau ahli kesehatan, mereka kemungkinan akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan panggul. 

Dokter juga akan mengajukan beberapa pertanyaan tentang gejala, siklus haid, dan gaya hidup kita secara umum. Dalam banyak kasus, infeksi dapat dideteksi dengan pemeriksaan fisik atau panggul.

Setelah dokter mengetahui penyebab keputihan, kita akan diberikan pilihan pengobatan. Ini dapat berkisar dari antibiotik singkat hingga pembedahan dalam kasus yang jarang terjadi.

• Perawatan di rumah 

Karena keputihan adalah hal yang alami, maka tidak mungkin untuk mencegahnya. Tetapi, kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi kemungkinan infeksi.

Basuhlah sekitar vagina dengan lembut menggunakan air dan hindari produk beraroma yang dapat menyebabkan iritasi.

Keringkan area tersebut secara menyeluruh dan mengenakan pakaian dalam katun yang dapat membantunya bernapas.

Selain itu, pertimbangkan untuk menggunakan kondom atau metode penghalang lainnya selama aktivitas seksual dan membersihkan toy sex secara menyeluruh untuk mengurangi risiko IMS. 

Dan jika kita sedang haid, cobalah untuk sering mengganti tampon atau pembalut agar kebersihan tetap terjaga di area kewanitaan.

Baca juga: Tak Perlu Cemas, Begini Cara Mengatasi Keputihan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com