Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erotomania, Fantasi Dicintai yang Diduga Dialami Yudo Andreawan

Kompas.com - Diperbarui 15/04/2023, 04:19 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

KOMPAS.com - Erotomania adalah gangguan mental saat seseorang mengalami delusi bahwa orang lain jatuh cinta padanya.

Ia begitu meyakini hal tersebut meskipun sejumlah bukti membuktikan sebaliknya.

Objek delusi sering kali adalah sosok selebritas, orang lebih tua atau orang dengan status sosial yang lebih tinggi.

Namun tidak menutup kemungkinan ini juga melibatkan orang biasa yang dikenalnya, seperti yang diduga dialami Yudo Andreawan.

Baca juga: Fakta-fakta Yudo Andreawan Si Pembuat Onar, Belasan Kali Bikin Rusuh dan Mengaku Menderita Mental Disorder

Orang yang menderita erotomania percaya jika sosok yang mencintainya ini sedang berkomunikasi dengannya dan membuktikan perasaannya lewat pesan maupun kode rahasia.

Apa itu erotomania?

Erotomania adalah bentuk delusi paranoid yang tidak biasa karena menciptakan fantasi dicintai.

Disebut juga sebagai sindrom De Clerambault, sesuai nama psikiater Perancis yang pertama kali mencetuskannya di tahun 1921.

Uniknya, penderita erotomania umumnya adalah perempuan, dengan gejala yang muncul tiba-tiba maupun secara bertahap.

Baca juga: Bernostalgia Memicu Rasa Lebih Dicintai, Benarkah?

Erotomania biasanya dipicu oleh masalah kejiwaan lainnya seperti skizofrenia, gangguan afektif skizofrenia, gangguan depresi mayor dengan ciri psikotik, gangguan bipolar, atau penyakit Alzheimer.

Meski demikian, tidak menutup kemungkinan kondisi ini terjadi dengan sendirinya.

Penggunaan sosial media yang berlebihan adalah penyebab FOMO yang berdampak negatif pada kesehatan mental.freepik.com Penggunaan sosial media yang berlebihan adalah penyebab FOMO yang berdampak negatif pada kesehatan mental.
Kehadiran media sosial juga terbukti dapat memicu erotomania maupun memperburuk kondisinya, berdasarkan sejumlah kasus.

Pasalnya, media sosial menghilangkan batasan pribadi sehingga dapat digunakan untuk mengamati, menghubungi, menguntit, dan melecehkan orang yang sebelumnya sama sekali tidak dapat diakses.

Baca juga: Apakah Kita Perlu Rehat dari Media Sosial? Kenali Tanda-tandanya

Platform tersebut juga mengurangi privasi, yang memudahkan perilaku menguntit sehingga memicu erotomania.

Faktor risiko

Perempuan lebih berisiko mengalami erotomania meskipun juga bisa terjadi pada laki-laki.

Kondisi tersebut dapat muncul setelah pubertas, tetapi biasanya terjadi sekitar usia paruh baya atau setelahnya.

Sejumlah penelitian juga membuktikan jika erotomania bisa menjadi cara untuk mengelola stres atau trauma yang ekstrem, selain juga faktor genetika.

Baca juga: Perbedaan Halusinasi dan Delusi

Ada sejumlah faktor yang dipercaya dapat meningkatkan risiko erotomania pada diri seseorang yakni:

  • Rendah diri
  • Perasaan penolakan atau kesepian
  • Isolasi sosial
  • Kesulitan melihat sudut pandang orang lain

Gejala erotomania

Ilustrasi cintaTeraphim Ilustrasi cinta
Gejala erotomania yang paling utama adalah keyakinan tegus dan delusi bahwa orang lain sedang jatuh cinta pada dirinya.

Fantasi itu meningkatkan suasana hati dan harga diri penderitanya sehingga mereka akan marah jika diberi tahu sebaliknya.

Baca juga: 5 Tanda Kita Memiliki Obsesi Tak Sehat dengan Seseorang

Penderitanya bisa berperilaku normal dalam sebagian aktivitasnya namun delusinya berkembang ketika mereka merasa mendapatkan pesan terselubung dari objek obsesinya itu.

Gejalanya termasuk menguntit, komunikasi tertulis dan tindakan melecehkan lainnya.

Mereka bisa saja mengaku mendapatkan pesan cinta rahasia lewat hal kecil termasuk pelat nomor kendaraan hingga lampu pesawat.

Paradoksnya, keyakinan ini semakin terpicu ketika objek delusinya menolak perhatian maupun tindakan ekstrem mereka.

Baca juga: Apa yang Sebabkan Wanita Mendadak Mudah Terbawa Perasaan?

Erotomania adalah kondisi yang berbahaya untuk penderitanya maupun objek kasih sayang mereka.

Hal ini bisa memicu tindakan kriminal termasuk tindakan menyakiti diri sendiri ketika penderitanya mendapatkan penolakan.

Selain itu, objeknya akan terus dihantui dengan berbagai perilaku ekstrem sehingga ketakutan dan merasa tidak nyaman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com