Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

9 Alasan Mengapa Orang Bahagia Tak Peduli dengan Harta Benda

Kompas.com - 13/06/2023, 14:36 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

"Setelah saya benar-benar bisa mengendalikan diri, saya merasa jauh lebih bebas - dari beban karena harus membayar pembelian ini, lalu menyimpannya di suatu tempat atau membuangnya setelah saya bosan," kata dia.

7. Memahami kesia-siaan dalam membanding-bandingkan

Oke, yang satu ini mungkin akan terdengar tidak asing lagi bagi kita - permainan perbandingan.

Baca juga: Tidur Siang Singkat Bikin Hidup Lebih Bahagia, Percaya?

"Saya rasa setiap dari kita pernah membandingkan diri kita dengan orang lain pada satu titik dalam hidup kita," sebut Umlas.

Tapi terus-menerus melakukannya tidak akan membuahkan hasil, dan orang-orang yang paling bahagia tahu betapa tidak bergunanya hal itu.

Karena pada kenyataannya, membandingkan diri sendiri adalah sebuah latihan yang hanya akan membuat kita merasa frustasi.

Tidak hanya itu, orang-orang yang paling bahagia memiliki pola pikir yang berkelimpahan.

Mereka percaya bahwa selalu ada cukup untuk semua orang. Hanya karena orang lain memiliki lebih banyak sesuatu, bukan berarti mereka memiliki lebih sedikit.

8. Tahu harga sebenarnya dari hal-hal material

"Dan yang saya maksud dengan biaya, saya tidak hanya berbicara tentang biaya finansial," kata Umlas.

"Saya berbicara tentang barang tak berwujud yang menyertai label harga," sambung dia.

Umlas lantas menyebutkan misalnya, jumlah jam ekstra yang harus kita habiskan untuk bekerja lembur demi membayar barang yang mahal.

Atau, makan malam/acara makan yang terlewatkan karena kita tidak bisa menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman karena bekerja.

Atau, kegelisahan karena harus membayar tagihan yang tidak perlu.

"Saya yakin masih banyak lagi, tapi Anda sudah paham intinya," kata dia.

Orang yang paling bahagia mungkin bukan orang yang paling kaya, tapi mereka pasti bebas dari rantai-rantai ini.

9. Merasa sudah cukup memiliki

"Saya ingat ketika anak saya duduk di kelas empat SD, ia pulang ke rumah dan berkata, "Bu, kamu tahu, teman sekelas saya bertanya apakah kita kaya."

Baca juga: 5 Kunci Hidup Bahagia Berdasarkan Riset Lebih dari 80 Tahun

"Hal itu tentu saja menarik perhatian saya. Saya bertanya, "dan apa yang kamu katakan?"

"Dia menjawab, 'Saya katakan padanya bahwa kita sudah cukup'."

"Oh, saya beritahu ya, hal itu membuat hati saya sangat bahagia. Saya tidak akan berbohong, itu adalah salah satu momen paling membanggakan dalam hidup saya," kata Umlas.

"Salah satu impian terbesar saya untuk anak saya adalah agar dia tumbuh dengan menghargai apa yang dia miliki."

"Merasa bahwa dia sudah memiliki cukup. Karena saya tahu bahwa agar dia bisa bahagia, dia harus belajar bersyukur," kata Umlas.

"Saya tidak mengatakan bahwa kita tidak boleh mencoba untuk mencapai lebih banyak atau menjadi lebih baik. Namun, penting untuk tidak melupakan berkat-berkat yang kita terima setiap hari di sepanjang jalan," tegas dia.

Sebab, kata Umlas, rasa syukur adalah kunci dari kepuasan. Hal ini mendorong kita untuk menghargai apa yang telah kita miliki, alih-alih memusatkan perhatian pada apa yang tidak kita miliki. Alih-alih mengejar lebih banyak lagi.

Hal ini menggeser perspektif kita dari kelangkaan menjadi kelimpahan.

"Ketika kita menghargai kesehatan kita, orang-orang dalam hidup kita, atau bahkan kesenangan sederhana, kita akan melihat betapa kayanya kita," ujar Umlas. 

Baca juga: 4 Langkah Mudah Mengatur Energi agar Hidup Terasa Lebih Bahagia

"Jadi, saya hanya ingin menekankan bahwa ini bukan tentang menjauhi harta benda sepenuhnya. Kita memang membutuhkannya sampai batas tertentu."

Itulah kata kuncinya - sampai batas tertentu. Tidaklah bijaksana untuk menggunakan harta benda sebagai sumber kebahagiaan atau membentuk ambisi hidup kita di sekitar mereka.

"Tidak, bukan itu. Jika kita ingin mencapai jenis kebahagiaan yang bertahan seumur hidup," tutup Umlas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com