Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/07/2023, 11:58 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Health

Serat larut (yang larut dalam air) secara khusus memperlambat pencernaan, yang berarti bahwa karbohidrat yang diserap masih masuk ke aliran darah jauh lebih lambat.

Hal ini menyebabkan lonjakan gula darah yang lebih rendah setelah makan.

Efek ini terlihat dalam sebuah penelitian tahun 2018 pada 50 orang dewasa yang sehat.

Para peneliti menemukan, menambahkan serat larut ke dalam minuman manis menghasilkan kadar gula darah total yang jauh lebih rendah.

Ini terkuak dalam riset Yesmin F, Ali MOI, Sardar MMR, Munna MK, yang dimuat dalam Mediscope, November 2018.

Penelitian lain pada penderita diabetes tipe 2 melihat efek dari makanan sarapan dengan tingkat kalori yang sama tetapi jumlah serat larut yang berbeda pada kadar gula darah setelah makan.

Sarapan pagi yang mengandung serat larut dalam jumlah yang lebih tinggi, baik dari makanan kaya serat atau penambahan suplemen serat larut, menyebabkan penurunan kadar gula darah setelah makan sebesar 18 persen.

Baca juga: Masak dengan Minyak Zaitun Bisa Turunkan Kolesterol dan Gula Darah

Sumber serat larut alami termasuk kacang-kacangan, biji-bijian, buncis, lentil, kacang polong, apel, pisang, gandum, kubis Brussel, dan alpukat.

  • Cobalah diet puasa

Diet puasa menjadi strategi yang populer untuk menurunkan berat badan, dan manfaat kesehatan lainnya, termasuk manajemen gula darah.

Ada beberapa cara untuk melakukannya, tetapi untuk mengelola kadar gula darah secara khusus, beberapa penelitian menunjukkan, yang terbaik adalah mengonsumsi sebagian besar kalori saat sarapan dan makan siang.

Demikian publikasi di Nutrients tahun 2022 bertajuk Chrononutrition and Alternative Dietary Interventions on Postprandial Glycemia and Insulin Resistance.

Lalu, menikmati makan malam dalam porsi yang lebih kecil dan lebih awal sebelum pukul 18.00.

Penelitian lain menegaskan, makan di malam hari memperburuk regulasi gula darah setelah makan, bahkan pada orang dewasa yang sehat.

Namun, sebuah tinjauan penelitian pada tahun 2020 menemukan, terlepas dari jenis intervensi diet puasa yang spesifik, diet puasa meningkatkan hasil kesehatan pada orang dengan gula darah tinggi dan kadar kolesterol tinggi.

Hal ini termasuk peningkatan hemoglobin A1C atau HbA1c, sebuah tes darah yang mengukur kadar gula darah rata-rata selama tiga bulan sebelumnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com