KOMPAS.com - Perokok memiliki risiko tinggi untuk mengembangkan kanker paru dibandingkan dengan mereka yang tidak merokok.
Risiko ini dapat meningkat seiring dengan lamanya seseorang merokok dan jumlah rokok yang dihisap dalam jangka panjang.
Saat ini, ada beberapa jenis kanker paru-paru, tetapi yang paling sering dialami perokok adalah jenis small cell lung cancer atau kanker paru sel kecil.
"Di antara penderita kanker paru, small cell lung cancer berkontribusi 10 persen kasus kanker paru secara global dan umumnya terjadi pada perokok."
Demikian kata Direktur PT Kalbe Farma Tbk sekaligus Presiden Direktur KGbio, Sie Djohan saat ditemui Kompas.com di paparan media "Kerja Sama Strategis Kalbe Farma dengan Henlius untuk Obat Terapi Kanker Paru (Serplulimab)" di Jakarta, baru-baru ini.
Meski terkesan kecil, jenis kanker paru yang satu ini termasuk yang paling agresif.
Pertumbuhannya dapat berkembang dengan cepat dan menyebar ke jaringan serta organ tubuh lainnya.
Seringkali, kondisi metastatis-nya (penyebaran sel kanker) baru terdiagnosa setelah pasien mengalami sejumlah gejala yang mengakibatkan tingkat kesembuhan hingga harapan hidup pasien rendah.
Kendati begitu, jika kanker paru sel kecil terdeteksi dan terdiagnosis pada tahap awal, penyakit tersebut dapat diobati secara efektif.
Baca juga: Pasien Kanker Paru Indonesia Lebih Muda daripada Luar Negeri, Rokok Penyebabnya
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.