Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Gaya Hidup Sehat Cegah Risiko Pneumonia pada Pasien Diabetes

Kompas.com - 29/11/2023, 05:00 WIB
Dinno Baskoro,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

 

Gaya hidup mencegah risiko pneumonia pada pasien diabetes

Baik diabetes tipe 1 atau tipe 2, seseorang dengan penyakit gula ini akan selalu dalam risiko lebih tinggi untuk terkena pneumonia.

Ini disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh yang terus menurun seiring waktu, terlebih jika kondisi gula darahnya tidak terkontrol.

Kata dr. Rudy, mereka perlu lebih ekstra waspada dalam menjaga kesehatannya dengan melakukan beberapa gaya hidup sebagai berikut demi mencegah hingga mengurangi risiko pneumonia. 

1. Rutin menjaga kebersihan

Idealnya cara ini mirip seperti waktu pandemi Covid-19. Seseorang dengan diabetes perlu memerhatikan kebersihan dalam hal apa pun.

Hal ini bertujuan untuk mengurangi paparan risiko penyebab pneumonia yang masuk melalui hidung atau mulut, seperti dari virus, bakteri hingga penyebab lainnya.

"Menjaga kebersihan, rajin cuci tangan hingga pakai masker jika di keramaian dapat membantu mencegah risiko pneumonia," jelas dokter Rudy.

Selain kebersihan tubuh, kebersihan lingkungan sekitar juga perlu diperhatikan.

Upayakan agar lingkungan tempat tinggal selalu dalam keadaan bersih seperti membersihkan permukaan yang mungkin dihinggapi banyak kuman dan bakteri.

2. Berhenti dan membatasi paparan asap rokok

Merokok merupakan faktor risiko penyebab pneumonia paling signifikan.

Bagi pasien diabetes, kebiasaan merokok harus wajib dihentikan atau paru-paru mereka akan lebih rentan terkena infeksi atau peradangan.

"Pasien diabetes juga harus menghindari asap rokok ya. Ini bertujuan untuk tetap menjaga sistem imun dalam kondisi baik," kata dia.

3. Rutin olahraga

Rutin olahraga juga dapat menjadi cara ideal untuk menjaga sistem imun tetap kuat.

Rekomendasi durasi olahraganya dapat mengikuti pedoman kesehatan umum seperti WHO yang menganjurkan olahraga minimal 30 menit setiap hari dalam satu minggu (150 menit per minggu).

"Variasi olahraganya juga tergantung. Bisa dikombinasikan seperti olahraga aerobik, fleksibilitas hingga kekuatan."

"Namun tipe olahraga dan intensitasnya perlu disesuaikan dengan kondisi tubuh masing-masing," papar dokter Rudy.

Baca juga: Cegah Penyakit Pneumonia pada Bayi dan Balita 

Halaman Berikutnya
Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com