KOMPAS.com - Mata kering merupakan kondisi di mana produksi air mata mengalami gangguan, atau air mata menguap terlalu cepat.
Padahal, air mata diperlukan untuk menjaga permukaan depan mata agar memberikan penglihatan yang jelas.
Ketika air mata tidak mampu melumasi mata, maka berbagai gejala mata kering bisa timbul.
Baca juga: 10 Bahan Alami untuk Mengurangi Mata Panda
Gejala mata kering meliputi mata yang terasa gatal, perih, sensasi terbakar, iritasi, mata merah, penglihatan kabur, dan sensitif terhadap cahaya.
Kondisi mata kering bisa terjadi apabila seseorang memiliki aktivitas padat dengan intensitas tinggi, contohnya kebiasaan menatap layar perangkat elektronik terlalu lama.
Berbicara mengenai kebiasaan menatap layar, sekarang ini hampir semua orang melakukannya.
Sebab, pandemi membuat aktivitas belajar-mengajar, bekerja, bahkan mengikuti rapat via Zoom dilakukan dari rumah.
"Saat ini, di era penggunaan Zoom, jutaan orang menatap layar lebih sering daripada biasanya."
Demikian dikatakan dokter mata Dr Dhruvin Patel, sebagaimana dikutip laman Martha Stewart.
Baca juga: Bukan Cuma Kurang Tidur, Ini 5 Penyebab Muncul Lingkaran Hitam di Mata
Patel menjelaskan, dalam kondisi normal, mata berkedip antara 10-15 kali dalam satu menit. Namun di saat kita menatap layar, kedipan mata berkurang menjadi sekitar lima kali.
"Kedipan mata berperan penting dalam mendukung lapisan air mata dan memastikan air mata tidak menguap," tambahnya.
Karena itu, tekanan visual dari cahaya biru membuat mata bekerja keras saat melihat layar.
Tingkat kelembapan mata menentukan apakah kondisi mata kita mengalami kekeringan atau tidak.
Namun, ada berbagai faktor yang menentukan tingkat kelembapan mata.
Dokter mata bersertifikat Dr Andrews menyebutkan, faktor lain seperti penuaan, kondisi medis atau bawaan, alergi, dan obat-obatan berperan dalam mata kering.