Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal yang Sebaiknya Dilakukan Orangtua Saat Anak Suka Memukul

Kompas.com - 16/07/2023, 16:00 WIB
Sekar Langit Nariswari

Penulis

Sumber Healthline

KOMPAS.com -  Anak balita yang suka memukul orang lain di sekitarnya bisa jadi sumber masalah.

Orangtua perlu memberikan perhatian penuh untuk memahami apakah itu hanya fase sementara atau tanda-tanda masalah perilaku.

Kita juga perlu melakukan langkah konkret untuk mencegah anak memukul, mengendalikan atau memperbaiki sikapnya itu.

Baca juga: Anak Suka Memukul Tak Berarti Nakal, Ini 7 Kemungkinan Penyebabnya

Jangan sampai anak dijauhi sekitarnya karena orangtua abai pada perilaku agresif ini.

Hal yang sebaiknya dilakukan orangtua saat anak suka memukul

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orangtua untuk merespon anaknya yang kerap memukul orang lain.

Berbagai opsi berikut mungkin tidak berhasil untuk setiap anak sehingga kita perlu mengeksplorasi untuk melihat mana yang paling bermanfaat bagi anak.

Menahan anak secara fisik

Secara naluri, para orangtua pasti akan menahan anaknya dari melakukan kekerasan seperti memukul.

Berikan pelukan yang tenang dan tegas untuk mencegah anak memukul orang lain atau dirinya sendiri.

Baca juga: Bukti Keajaiban Pelukan Ibu Tenangkan Bayi yang Menangis

Jika energinya kuat, jangan ragu untuk agak mengekang anak tanpa menyakiti mereka.

Cobalah berbicara dengan tenang kepada anak, memberi tahu bahwa kita memegangnya karena tidak dapat membiarkan mereka menyakiti siapa pun.

Setelah momen berlalu, orangtua dapat mengarahkan mereka ke perilaku lain.

Menjauhkan anak dari situasi

Jika pembatasan fisik tidak mempan, cobalah mengajak anak pergi dari lokasi dan situasi tersebut.

Misalnya masuk ke mobil atau ke kamar tidur sehingga anak bisa kembali fokus.

Ilustrasi balita. Jabung di Magetan, Jawa Timur menjadi daerah lokus penanganan stunting.
SHUTTERSTOCK/Rawpixel.com Ilustrasi balita. Jabung di Magetan, Jawa Timur menjadi daerah lokus penanganan stunting.
Setelah jauh dari situasi tersebut, kita mungkin ingin berdiskusi, mengevaluasi kembali, dan menenangkan diri.

Kadang kala, kita harus melakukannya berulang kali sampai akhirnya buah hati menyadari jika itu adalah konsekuensi dari perilakunya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com