Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/08/2023, 17:13 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com - Kita perlu memprioritaskan kualitas udara di ruangan, terutama ketika kualitas udara di luar buruk seperti yang terjadi belakangan ini.

Hampir 90 persen waktu kita berada di dalam ruangan dan rata-rata individu bernapas 20.000 kali dalam sehari. Itu sebabnya rumah memainkan peran penting dalam kesejahteraan kita.

Asosiasi Kesehatan Paru Amerika menjelaskan bahwa menghirup udara dalam ruangan ruangan yang terkontaminasi berdampak luas pada kesehatan kita.

Partikel halus atau kontaminan udara dari luar dapat menyusup masuk ke rumah dan efeknya akan memengaruhi sistem pernapasan kita dan menyebabkan batuk, mata berair, tenggorokan gatal, pilek, dan gejala lainnya.

Baca juga: Data IQAir: Kualitas Udara Jakarta Malam Ini Tak Sehat Bagi Kelompok Sensitif

Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan untuk menjaga kualitas udara di dalam rumah.

1. Tutup jendela dan rutin dibersihkan
Menutup pintu dan jendela ketika kualitas udara di luar buruk bisa meminimalkan infiltrasi udara luar. Tetapi, kita tak bisa benar-benar menutup rumah agar tak ada polutan yang masuk.

Untuk itu penting untuk membersihkan secara rutin jendela atau filter yang kita pasang.

2. Investasi membeli penyaring udara
Menyalakan pembersih udara (air filter) sangat membantu mengurangi polutan udara di rumah. Mesin ini bisa membantu menghilangkan kontaminan sehingga tidak beredar di dalam ruangan dan terhirup oleh kita.

Namun, tidak semua pembersih udara dibuat sama. Yang paling ideal adalah mesin yang terus menerus bekerja untuk membersihkan udara, namun dalam skala rumahan harganya bisa sangat mahal. Jika ingin membeli produk pembersih udara pastikan kita memilih produk yang memiliki kemampuan membersihkan paling optimal.

Saat kualitas udara sedang buruk, hindari menggunakan lilin wangi atau penyemprot ruangan karena akan menambah polutan dalam ruangan.

Baca juga: 4 Cara Membersihkan Filter Udara Rumah agar Lebih Sehat

Desain courtyard taman kering ala Jepang karya Sqool Architect & Associates www.sqool-archi.com Desain courtyard taman kering ala Jepang karya Sqool Architect & Associates

3. Ganti dan tingkatkan filter udara secara rutin
Filter udara yang sudah melewati waktu penggantian, kemungkinan besar penuh dengan semua jenis partikel. Ini akan memengaruhi kemampuan untuk menyaring, yang mengarah ke kualitas udara dalam ruangan yang lebih rendah.

Gantilah filter secara tepat waktu dan pilih produk yang punya teknologi membersikan kontaminan seperti spora dan jamur dan udara. Jika tidak, partikel tersebut akan bersirkulasi kembali ke ruangan dan menciptakan lingkungan lebih kotor.

Baca juga: 6 Tips Melindungi Paru-paru dari Paparan Polusi Udara

4. Kurangi Kelembaban dalam rumah
Jamur dapat tumbuh dalam waktu 24-48 jam di permukaan basah. Untuk mencegah perkembangan mikroba, upayakan untuk mengurangi kelembaban. Beberapa cara yang bisa dilakukan misalnya membersihkan tumbahan cairan sesegera mungkin, jangan meninggalkan baju basah di tempat cucian kotor, hingga menambal kebocoran.

5. Bersihkan rumah
Makin banyak benda di rumah, makin banyak juga permukaan yang debunya harus kita bersihkan. Menjaga kebersihan rumah pun butuh kerja keras. Itu sebabnya secara berkala kita perlu mengevaluasi barang-barang yang sudah tidak terpakai agar tidak menumpuk jadi sarang debu.

Selain itu, saat membersihkan rumah perhatikan karpet. Karena menyimpan debu, karpet juga membuat kualitas udara di rumah menurun. Untuk mencegahnya, bersihkan karpet secara rutin dan sedot debunya dengan vacuum cleaner dengan teknologi HEPA.

Baca juga: Tanda-tanda di Rumah Ada Kecoak, Salah Satunya dari Bau

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com