Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2024, 12:27 WIB
Nabilla Ramadhian,
Nabilla Tashandra

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pijat oksitosin pada ibu hamil dilakukan untuk memperlancar pelepasan hormon oksitosin.

Hormon ini menawarkan cukup banyak manfaat bagi ibu yang sedang hamil atau baru melahirkan, yaitu memproduksi air susu ibu (ASI).

Ketika sedang hamil, tubuh calon ibu sebenarnya sudah memproduksi ASI pada usia kehamilan 16-22 minggu.

Namun, ASI tidak bisa keluar karena masih ada hormon plasenta di dalam tubuh.

Baca juga:

Akan tetapi, bukan berarti pijat oksitosin perlu dilakukan agar ibu bisa mengeluarkan ASI saat masih hamil.

Sebab, pijat ini tergolong berbahaya bagi mereka. Apa alasannya?

"Hormon oksitosin bisa merangsang kontraksi. Makanya, sebaiknya tidak dilakukan pada ibu hamil," papar Bidan Ony Christy di Jakarta, Sabtu (1/6/2024).

Hormon oksitosin yang merangsang kontraksi dapat membuat ibu hamil mengalami persalinan prematur.

Dilansir dari situs resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, kelahiran prematur dapat menyebabkan komplikasi jangka pendek maupun panjang.

Bayi dapat mengalami gangguan pernapasan, komplikasi jantung, bahkan kerusakan otak.

"Jadi, memang sebaiknya dilakukan ketika ibu sudah melahirkan saja," ucap Ony.

Manfaat pijat oksitosin

Pijat oksitosin merupakan salah satu cara untuk membantu mengatasi baby blues.

Ony menjelaskan, salah satu penyebab baby blues adalah produksi ASI yang kurang lancar.

Dalam produksi ASI, ada dua hormon yang bekerja, yaitu prolaktin dan oksitosin.

Hormon prolaktin bertugas untuk memproduksi ASI, sementara oksitosin memengaruhi kelancaran ASI. Keduanya berkaitan satu sama lain.

Baca juga:

Ibu yang mengalami kesulitan dalam memproduksi ASI dapat merasa cemas, panik, bahkan tidak percaya diri.

"Dengan melakukan pijat oksitosin, otomatis ibu akan merasa suaminya perhatian, suaminya mendukung dia," terang Ony.

Ditambah lagi, pijat oksitosin dapat meningkatkan produksi hormon oksitosin yang berujung pada ASI yang lebih lancar.

"Otomatis baby blues-nya juga berkurang. Ibu juga merasa didukung suaminya, sehingga akhirnya baby blues semakin berkurang dan akhirnya hilang," Ony berujar.

 
 
 
Sieh dir diesen Beitrag auf Instagram an
 
 
 

Ein Beitrag geteilt von KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com