Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pahami, Obsesi atau Kompulsi dalam Gangguan OCD

Obsesi dan kompulsi bisa berbeda untuk setiap individu.

Ada pun berbagai tingkat gejala OCD, mulai dari yang ringan hingga parah.

Gejala OCD 

Penderita OCD bisa memiliki pikiran yang mengganggu (obsesi), tindakan untuk mengatasi pikiran (kompulsi), atau keduanya.

Seseorang dikatakan mengalami OCD jika obsesi atau kompulsi mulai memengaruhi aspek kehidupan kita, seperti pekerjaan, sekolah, dan hubungan dengan orang lain.

Obsesi

Dorongan pikiran yang berulang, atau gambaran mental yang memicu kecemasan termasuk obsesi.

Obsesi yang tidak wajar kemungkinan tidak disadari oleh penderitanya.

Atau, kita sudah menyadari jika kita sudah terobsesi akan sesuatu, namun kesulitan untuk menghentikan pemikiran tersebut.

Berikut ini beberapa kategori yang termasuk dalam obsesi:

1. Kontaminasi

Kita merasa khawatir menyentuh kuman, kotoran, dan bahan kimia rumah tangga karena takut bahan tersebut akan mencemari kita.

Juga, kita khawatir akan kemungkinan dapat mencemari orang lain.

Selain itu, kita merasa takut apabila seseorang yang dinilai tidak baik atau jahat dapat merugikan kita.

2. Agresi

Kita mungkin takut menyakiti diri sendiri atau orang lain. Terkadang kita juga mengingat ulang gambaran kekerasan dalam bayangan kita.

3. Seksual

Penderita OCD berulang kali memikirkan perilaku seksual yang tidak pantas, kasar, atau tabu seperti seks sedarah (incest), seks dengan binatang, dan sebagainya.

4. Religius atau moral

Kita terlalu memikirkan benar dan salah, serta membayangkan konsekuensi dari sebuah kesalahan.

5. Simetri dan ketepatan

Orang yang menderita OCD merasa harus mengerjakan sesuatu dalam urutan tertentu.

Jika meletakkan barang, maka barang itu harus sempurna, tepat, atau simetris.

6. Takhayul

Kita menganggap angka atau warna tertentu sebagai sesuatu yang buruk.

7. Tanggung jawab

Penderita OCD takut menjadi penyebab peristiwa yang mengerikan, atau merugikan orang lain karena kita kurang berhati-hati dalam bertindak.

Bahkan, kita takut bertindak berdasarkan dorongan hati dan takut memikirkan konsekuensi dari tindakan itu.

8. Kebenaran

Kita bisa memiliki rasa takut membuat kesalahan atau kekhawatiran obsesif akan kebenaran.

Jika ada sesuatu yang salah atau tidak lengkap, kita akan bertanya-tanya apakah hal itu akan memengaruhi orang lain atau tidak.

Kompulsi

Kompulsi adalah perilaku berulang yang dimaksudkan untuk meredakan kecemasan akibat obsesi.

Seiring waktu, kompulsi menjadi respons otomatis terhadap obsesi.

Tidak mampu melakukan kompulsi akan menyebabkan stres.

Kompulsi umum meliputi:

1. Membersihkan atau mencuci

Perilaku berlebihan atau melibatkan langkah-langkah tertentu yang teliti seperti sering mencuci tangan atau membersihkan meja bisa menandakan kita memiliki kompulsi.

2. Memeriksa sesuatu

Jika kita merasa perlu memastikan kita sudah mengunci pintu depan atau mematikan listrik lebih dari sekali atau dua kali, kebiasaan kita dapat digolongkan sebagai kompulsi.

Hal ini mungkin didorong oleh ketakutan akan terluka atau dinilai tidak bertanggung jawab.

3. Menghitung atau mengulang

Mengulangi aktivitas sehari-hari, seperti bangun dari kursi tiga kali sebelum bekerja dapat memenuhi syarat sebagai kompulsi.

Apalagi, jika hal itu didorong oleh takhayul, atau ketakutan jika kita atau orang lain terluka.

4. Memesan dan mengatur

Memastikan barang atau benda diletakkan dengan cara tertentu bisa menjadi respons terhadap obsesi kita yang ingin agar hal-hal ditata secara tepat dan simetris.

5. Berdoa

Jika kita berpikir sudah melakukan tindakan tidak bermoral, kita merasa harus berdoa demi mendapatkan pengampunan.

Kapan harus mencari bantuan?

Jika kita memiliki obsesi dan berperilaku kompulsif yang mengganggu aktivitas sehari-hari, cobalah berkonsultasi dengan ahli seperti psikiater.

Untuk memastikan pasien menderita OCD atau tidak, ahli atau psikiater akan mengajukan beberapa pertanyaan seperti:

  • Apakah kita sering mencuci, membersihkan, atau memeriksa sesuatu?
  • Apakah ada pikiran yang terus mengganggu kita namun tidak dapat dihilangkan?
  • Apakah kita membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan aktivitas sehari-hari?
  • Apakah kita berfokus menempatkan hal-hal dalam urutan tertentu, atau apakah kekacauan membuat kita kesal?
  • Apakah masalah-masalah ini mengganggu kita?

Jika jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan di atas adalah "iya", dan kita merasa tertekan, penyedia layanan kesehatan akan melakukan evaluasi lebih lanjut.

Setelah pasien didiagnosis menderita OCD, ahli atau psikiater dapat memberikan rencana perawatan untuk membantu pasien mengatasi gejala OCD dengan melihat tingkat keparahan, apakah itu ringan, sedang, atau parah.

Perawatan OCD yang umum yaitu terapi perilaku kognitif seperti pencegahan paparan dan respons.

Pencegahan paparan dan respons adalah sejenis terapi yang memaparkan kita pada skenario yang memicu obsesi sekaligus mencegah kita mempraktikkan perilaku kompulsif sebagai respons.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/10/10/154322420/pahami-obsesi-atau-kompulsi-dalam-gangguan-ocd

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke