Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dewi Kauw Meracik Bahan Organik untuk Kulit Bermasalah

Kompas.com - 05/05/2018, 11:49 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

KOMPAS.com - Berbekal pengalamannya mengatasi alergi kulit yang diderita anak, Dewi Kauw mendalami ilmu tentang bahan alami yang berkhasiat. Kini, racikannya itu dijual lewat brand Skin Dewi yang laris diburu.

Berawal dari tahun 2014, ia merasa cemas pada kondisi anak keduanya, Chloe, yang menderita alergi dan harus menggunakan krim steroid setiap hari.

"Saya takut ia akan ketergantungan dan harus terus pakai krim steroid sampai dewasa," ujarnya.

Dewi pun mulai tergerak untuk mencari tahu dari berbagai sumber mengenai bahan untuk pengobatan dan perawatan kulit yang berhubungan dengan kondisi anaknya.

Dewi Kauw, pendiri Skin Dewi.Dok Skin Dewi Dewi Kauw, pendiri Skin Dewi.
Dengan latar belakang pendidikannya di bidang teknik kimia dari Universitas Washington Amerika Serikat, formulasi "obat" berbahan organik dan herbal yang ia buat ternyata cocok untuk mengatasi alergi kulit putrinya.

Dewi pun melakukan beberapa kali eksperimen dan semakin jatuh cinta pada bahan-bahan alami. Ia juga makin memahami bahwa tak semua bahan herbal itu aman dan cocok untuk setiap individu.

"Karena berbagai kandungan dalam herbal itu juga memengaruhi reaksi dan suhu yang terjadi jika diaplikasikan ke kulit tiap orang yang punya karakter berbeda," kata ibu tiga anak ini.

Dewi lalu memperdalam ilmunya di beberapa institusi kecantikan di luar negeri, seperti Formula Botanica, School of Natural Skincare, dan juga mengambil kelas di Robert Tisserand, serta kursus di Grasse Institute of Perfumery France.

Visi edukasi

Setelah mengantongi cukup ilmu, Dewi ingin membagikan pengetahuannya kepada banyak orang. Ia pun membuka workshop pembuatan skin care organik.

"Sejak tahun 2015, saya mulai aktif membuat workshop untuk mengajari orang membuat skin care sendiri. Bagaimana pun yang tahu tentang kulit kita ya kita sendiri. Jadi kita yang lebih tahu apa yang harus dipakai dan dihindari dalam produk perawatan kulit," katanya.

Dalam workshop yang berlangsung selama 3 hari tersebut, semua hal seputar pembuatan skincare organik akan diajarkan.

Mulai dari dasar, seperti perkenalan semua bahan baku, mengenal jenis-jenis minyak atau ekstrak, sampai meracik sendiri pembuatan losion, balm atau pun butter.

"Peserta juga bisa membuat berbagai minyak, tahu perbedaan bahan facial oil serum sampai massage oil. Walau sama-sama pakai minyak, tapi formulasinya, teksturnya dan fungsinya juga berbeda-beda," katanya.

Peserta workshop tersebut beragam dan berasal dari berbagai daerah, termasuk negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darusallam.

Menurut Dewi, peserta kelasnya kebanyakan adalah orang-orang yang punya masalah kulit, entah itu jerawat, alergi, atau kulit sensitif.

"Mereka sudah mencoba berbagai produk tapi tidak ada yang berhasil atau cocok. Saya sendiri sudah pernah merasakan frustasinya cari produk yang cocok. Tujuan saya membuat kelas memang untuk orang yang sedang mencari solusi masalahnya," ujar Dewi.

Baca juga: Memahami Beda Produk Natural dan Organik Skincare

Ia mengatakan, walau meracik sendiri, tetapi setiap bahan memiliki takaran, cara pembuatan, dan juga kontraindikasi, sehingga tidak bisa asal membuat, sekalipun dengan bahan-bahan alami.

"Di kelas, peserta bisa berkenalan dengan banyak bahan-bahan sehingga bisa mengenali jenis alergi atau kulit kita sensitifnya terhadap apa dan menghindarinya," kata wanita yang enggan menyebutkan umurnya ini.

Wanita yang pernah bekerja di beberapa perusahaan internasional ini pun akhirnya terjun secara serius untuk mengajar.

"Visi saya dari awal memang untuk mengajar," cetusnya.

Selain workshop besar yang dilakukan 3 kali dalam setahun, Dewi juga membuat workshop mini yang hanya berlangsung beberapa jam untuk membuat satu jenis produk, misalnya membuat losion, lip balm, atau pun scrub kulit.

Semua bahan baku yang dipakainya adalah bahan alami dan organik.

Produk siap pakai

Walau membuka kelas, ternyata tak semua orang mau ikut belajar. Menurut Dewi, banyak juga kliennya yang mengaku sibuk dan tidak sempat membuat produk, memesan skincare secara langsung pada Dewi.

"Akhirnya saya juga membuat custom sesuai masalah kulit klien, namun dengan pendekatan holistik," katanya.

Dewi pernah membuatkan pembersih muka untuk kliennya seorang pria berusia hampir 50 tahun yang kulit mukanya berminyak dan berjerawat.

Setelah berkonsultasi dengan Dewi baru terungkap jika ia terlalu sering mencuci muka dengan sabun karena tak tahan dengan wajahnya yang berminyak.

"Akhirnya wajahnya jadi kering dan memproduksi lebih banyak minyak, timbul jerawat. Saya lalu meracik pembersih muka berbahan hazelnut tanpa sabun, jadi lembut di kulit. Tak sampai 6 bulan kulit bapak itu tak lagi berjerawat," katanya.

Produk-produk custom semacam itu ternyata banyak juga yang diminta klien, sehingga Dewi membuat produk siap jadi.

Produk berlabel Skin Dewi itu lalu dijual secara online atau melalui pameran-pameran. Tanggapan pasar pun sangat positif.

Saat ini Skin Dewi sudah menghasilkan 6 produk skincare, mulai dari pembersih muka, krim pengencang wajah, emulsi, sampai serum vitamin C.

"Produk-produk Skin Dewi baru launching formal tahun ini dan sudah mendapat izin edar dari BPOM," paparnya.

Walau saat ini hanya dijual secara online melalui situs Skin Dewi, namun Dewi membocorkan bahwa ia sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa retailer sehingga produknya dapat dipasarkan lebih luas.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com