KOMPAS.com - Tidak mudah untuk memahami perilaku anak yang menderita gangguan spektrum autisme (ASD) atau biasa dikenal dengan autis. Namun, orangtua bisa mencari tahu penyebab autis dan gejala yang menyertainya agar dapat mencari terapi yang tepat bagi anak.
Autisme adalah kelainan dalam tumbuh kembang anak yang memengaruhi kemampuannya berkomunikasi dan berperilaku. Dokter bisa memvonis anak menderita ASD dalam usia berapa pun, tapi gejala anak autisme sudah bisa terlihat dalam 2 tahun pertama usianya.
Apa saja gejala anak dengan gangguan spektrum autisme?
Anak dengan autisme dapat menunjukkan gejala yang beragam. Namun aspek yang paling terdampak biasanya adalah kemampuannya berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain, misalnya:
Baca juga: Mengenali Ciri Autisme pada Balita Usia 0-3 Tahun
Karena anak autisme menderita kelainan pola komunikasi, mereka juga akan menunjukkan pola perilaku yang tergolong aneh secara berulang. Perilaku tersebut, di antaranya:
Anak dengan autisme tidak tahan ketika menjalani rutinitas yang membuatnya kelimpungan. Hal itu bisa membuatnya marah, frustrasi, stres, atau sedih.
Di sisi lain, sekitar 1 dari 10 anak yang menderita autisme juga memperlihatkan adanya sindrom savant.
Sindrom ini terjadi ketika seseorang memperlihatkan kemampuan luar biasa di bidang tertentu, misalnya memainkan musik dengan sempurna, mampu menyelesaikan masalah matematika yang sangat kompleks, maupun memiliki pencapaian akademis yang sempurna.
Baca juga: Model Sekolah Mana yang Terbaik Bagi Anak Autisme?
Gejala autisme ini biasanya muncul dalam 3 tahun pertama usia anak, bahkan sejak lahir. Namun, tidak jarang juga anak memperlihatkan fase tumbuh kembang normal di awal, namun gejala autisme baru terlihat saat usianya menginjak 18-36 bulan.
Apa penyebab autis pada anak?
Penyebab autis pada anak tidak diketahui secara pasti. Hanya saja, para peneliti berkesimpulan bahwa terjadi kerusakan pada otak anak autis, terutama pada bagian yang menginterpretasikan dan memproses masalah bahasa.
Autisme biasanya menurun dalam keluarga, artinya faktor genetik bisa juga menjadi penyebab autis. Selain itu, terdapat beberapa faktor risiko yang bisa membuat anak menderita autisme, misalnya:
Beberapa pihak juga mengklaim vaksin, seperti MMR (untuk mengatasi virus campak, gondok, dan rubella), merupakan penyebab autis. Namun, tidak ada bukti yang mengarah pada tuduhan itu alias hoaks.
Baca juga: Mitos-mitos yang Banyak Beredar Seputar Anak Autis dan Kebenarannya
Anggapan lain yang juga keliru adalah soal pola asuh. Beredar kabar bahwa kesalahan pola asuh bisa menjadi penyebab autis, tapi hal ini juga tidak terbukti kebenarannya.
Apakah autisme bisa diobati?