Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kritik Orangtua Terbukti Bisa 'Membekas' di Otak Anak, Seperti Apa?

Kompas.com - 01/05/2022, 11:15 WIB
Anya Dellanita,
Sekar Langit Nariswari

Tim Redaksi

Sumber Moms

KOMPAS.com - Setiap orangtua tentu akan melakukan apa yang menurut mereka terbaik bagi anak-anaknya.

Namun, cara yang ditempuh orangtua untuk mendidik anaknya itu bisa berbeda-beda, bergantung dengan pola asuhnya.

Nah, bagi beberapa orangtua, bentuk membimbing itu lalu diwujudkan dalam bentuk kritik.

Baca juga: 5 Kesalahan yang Kerap Dilakukan Orangtua Saat Mendisiplinkan Anak

Memberikan kritik pada anak memang dapat dilakukan namun tetap perlu dipertimbangkan.

Pasalnya, sebuah studi baru menemukan bahwa otak anak dapat merespons kritik orangtuanya.

Ya, kritik azimnya memang dipandang sebagai sebuah alat yang dapat mendorong seseorang untuk berlaku lebih baik.

Namun, studi yang dilakukan oleh L’eiden University, Belanda belum lama ini menemukan bahwa nampaknya tidak bijak untuk menggunakan kritik keras pada anak-anak berusia muda.

Sebab, kritik keras dapat mengakibatkan perubahan pada otak anak.

Riset ini juga membuktikan bahwa anak lebih peduli pada apa yang dipikirkan orangtuanya daripada yang kita pikirkan.

Itu juga terjadi pada anak usia pra-remaja yang nampak tak peduli pada apa yang dipikirkan orang lain tentang dirinya.

Anak remaja biasanya mulai memiliki pendapat sendiri dan enggan menyimak nasihat orangtuanyaPexels/ Monstera Anak remaja biasanya mulai memiliki pendapat sendiri dan enggan menyimak nasihat orangtuanya

Meski mungkin itu memang benar, ternyata kondisinya tidak begitu bagi orangtuanya.

Untuk mendapatkan hasil tersebut, studi itu melibatkan anak usia pra-remaja dan remaja berusia 12 hingga 18 tahun.

Anak-anak itu melakukan pemindaian MRI, lalu diberi pujian, feedback netral, dan kritik terkait perilaku mereka.

Semua komentar tersebut nampaknya berasal dari orangtuanya.

Baca juga: Risiko Menjalani Operasi Plastik di Usia Remaja, Seperti Bella Hadid

Saat dipantau MRI, sebuah gambar di layar mengatakan beberapa kalimat, seperti “ayahmu berpikir kalau kamu kejam,” atau “ibumu berpikir kalau kamu sangat pintar,” dan otak anak-anak itu akan dipantau untuk melihat bagaimana mereka meresponsnya.

Hasilnya, ditemukan bahwa saat menerima pujian, mood anak akan meningkat.

Hal sebaliknya terjadi saat mereka menerima komentar negatif, apalagi jika tidak sesuai dengan apa yang dilihat anak dari dirinya sendiri.

Baca juga: Memberi Tahu Anak Tanpa Membentak, Bagaimana Caranya?

Peneliti pun menyimpulkan bahwa kritik apapun dari orangtua akan lebih “melekat” di otak anak dibandingkan pujian.

Meski apa yang dikatakan orangtuanya itu baik, kritik itu akan tetap membekas dalam pikiran anak.

Tentu hal ini merupakan informasi yang baik bagi semua orangtua agar lebih berhati-hati saat berbicara dengan anaknya di kemudian hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com