Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker Serviks, Penyebab, Virus, Hingga Cara Mencegahnya

Kompas.com - 05/11/2022, 09:46 WIB
Chelsea Austine,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Secara garis besar rute penyebaran dibagi menjadi dua yakni rute seksual dan non-seksual. 85% kasus kanker serviks terjadi akibat penularan lewat kontak seksual seperti hubungan senggama, kontak antara genital dengan genital, manual dengan genital, dan oral dengan genital.

Sedangkan 15% lainnya merupakan rute non-seksual, misalnya vertikal dari ibu ke bayinya, atau lewat jari, mulut, serta skin contact.

“Perlu diingat bahwa kanker serviks tidak terjadi secara tiba-tiba. Biasanya diperlukan waktu bertahun-tahun, walaupun terkadang dapat terjadi dalam waktu yang lebih singkat. Ketika seorang perempuan terinfeksi HPV tipe tertentu dan sistem imun tubuh tidak berhasil membunuh virus tersebut, maka HPV dapat mengakibatkan sel di daerah serviks menjadi abnormal,” papar dr. Cindy dalam materi presentasinya.

Baca juga: Waspada, Kanker Serviks Tak Melulu karena Kontak Seksual

Buat yang ingin melakukan check up rutin kanker serviks, kamu bisa mengikuti prosedur screening bernama Pap Smear dan Iva Test. Dengan skrining, kelainan pada serviks dapat terdeteksi lebih awal, sehingga banyak dianjurkan oleh dokter untuk melakukan check up minimal tiga tahun sekali.

Nah, skrining standar untuk lesi prakanker dan kanker serviks adalah tes pap (Pap Smear). Sedangkan pilihan pemeriksaan lain yang lebih sederhana dengan hasil yang cepat, cukup baik, dan relatif murah adalah IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat).

IVA telah menjadi bagian dari program pemerintah dan dapat dilakukan di puskesmas maupun pusat kesehatan primer lainnya.

Sejalan dengan misi World Health Organization untuk menurunkan angka kejadian menjadi 4 per 100.000 penduduk per tahun pada tahun 2030, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (KEMENKES) akan mengeksekusi vaksinasi kanker serviks secara nasional di tahun 2023, dengan target anak perempuan kelas 5 & 6 SD.

Dr. Prima Yosephine, M.KM selaku Plt. Direktur Imunisasi Kemenkes RI, menyampaikan bahwa, “Awalnya kanker ini, imunisasi HPV untuk pencegahan kanker serviks dimasukan sebagai vaksinasi pilihan. Jadi dari dulu sudah ada pilihannya tapi belum dijadikan program. Nah mulai 2016 lalu, dimulailah dengan demonstration project hingga akhirnya dijadikan imunisasi program.”

Pada hakikatnya, seluruh perempuan diwajibkan untuk melakukan vaksin kanker serviks untuk mengurangi risiko.

Namun memang saat ini pemerintah memprioritaskan anak-anak nan sudah berada di batas umur minimal untuk dilakukan vaksinasi, yakni 9 tahun. Suntikan vaksin serviks sendiri perlu dilakukan sebanyak dua kali, hingga akhirnya bisa tergolong lengkap.

Harapannya dengan dilakukannya pencegahan sedini mungkin, angka kasus kanker serviks dan penyebab kematiannya bisa berkurang, mengikuti misi WHO.

Mengingat penyakit kanker serviks tidak memandang memandang bulu, dr. Cindy berpesan agar setiap dari kita melakukan vaksinasi kanker serviks sedini mungkin, khususnya bagi mereka yang belum aktif secara seksual.

Baca juga: Penyebab Kanker Serviks, Gejala, Perawatan, dan Pencegahannya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com