Gelisah dapat melanda orang karena otak mendeteksi bahaya sehingga mempersiapkan tubuh untuk bereaksi terhadap ancaman.
Walau efek dari kegelisahan membantu orang ketika berhadapan dengan sesuatu yang mengancam, kondisi ini bisa melemahkan mereka jika terus dipikirkan.
Menurut studi, orang dengan gangguan kecemasan tidak dapat mengurangi gairah mereka secepat orang tanpa gangguan kecemasan.
Hal tersebut terungkap dalam studi Frontiers in Psychiatry yang dipublikasikan tahun 2014 yang lalu.
Itu artinya mereka kemungkinan merasakan efek dari gangguan kecemasan untuk jangka waktu yang lebih lama.
Merasa mudah lelah adalah gejala yang potensial untuk menunjukkan bahwa seseorang mengalami gangguan kecemasan umum.
Bagi sebagian orang, kelelahan beriringan dengan gangguan kecemasan. Tapi, tidak sedikit dari antara mereka yang merasa lelah sepanjang waktu.
Namun, belum dipastikan apakah kelelahan disebabkan oleh gejala gangguan kecemasan umum lainnya, seperti insomnia dan ketegangan otot.
Penting untuk dicatat bahwa kelelahan juga menjadi gejala depresi atau kondisi lainnya di samping gangguan kecemasan.
Kebanyakan orang yang mengalami gangguan kecemasan juga merasa mudah tersinggung.
Bukti gangguan kecemasan dan keteringgungan berkaitan pernah dibuktikan peneliti dalam ournal of the American Academy of Child & Adolescent Psychiatry's tahun 2017.
Dalam hal ini, orang yang tergolong dewasa muda dan setengah baya dengan gangguan kecemasan umum dikatakan dua kali mudah tersinggung dalam kehidupan sehari-hari.
Baca juga: 3 Cara Sederhana untuk Atasi Gangguan Kecemasan
Gangguan tidur memiliki hubungan yang kuat dengan gangguan kecemasan yang membuat orang sering terbangun ketika tengah malam.
Beberapa studi mendapati temuan bahwa orang yang mengalami insomnia 10-17 kali lebih berisiko mengalami kondisi kesehatan mental lain, seperti kecemasan.
Sementara insomnia dan kecemasan sangat terkait, belum dipastikan apakah insomnia menyebabkan kecemasan, kecemasan menyebabkan insomnia, atau keduanya.