KOMPAS.com - Hanya karena kita sudah melewati masa remaja atau pubertas, bukan berarti kita bisa terhindar dari masalah jerawat.
Faktanya, jerawat di usia dewasa (adult acne) adalah masalah umum yang dapat dialami oleh orang-orang berusia 30 hingga 50 tahun.
Menurut ahli dermatologi dari Schweiger Dermatology Group di Hackensack, New Jersey, Karan Lal, jerawat yang timbul pada orang dewasa biasanya disebabkan oleh beberapa hal.
"Termasuk fluktuasi hormon pada wanita, penggunaan masker pada pria dan wanita, mengonsumsi terlalu banyak vitamin B (umum terjadi pada B12), suplementasi hormon, dan peningkatan pertumbuhan ragi pada kulit (lebih sering terjadi pada mereka yang sering berkeringat atau berolahraga)," jelasnya.
Sementara itu, ahli dermatologi, Lilliana Ramirez Garcia, MD, menambahkan bahwa hormon memainkan peran besar dalam jerawat pada orang dewasa.
Sebagai contoh, androgen (hormon pria yang juga terdapat pada wanita) dapat menyebabkan tubuh memproduksi sebum dalam jumlah yang berlebihan.
"Hal ini dapat menyumbat pori-pori dan menyebabkan jerawat," katanya.
"Selain itu, bahan kimia dalam produk rambut, skincare, make up, dan bahkan pasta gigi juga dapat menyebabkan jerawat pada orang dewasa," sambung dia.
Bicara soal siapa yang paling berisiko terkena adult acne, Lal pun mengungkapkan bahwa sebagian besar masalah ini dialami oleh para wanita.
"Namun, pasien dengan kulit berminyak atau lebih banyak sebasea lebih cenderung berjerawat sepanjang hidup mereka," terangnya.
"Pasien yang sedang menjalani transisi untuk menegaskan jenis kelamin juga berisiko mengalami jerawat selama masa transisi karena perubahan hormon," ujar dia.
Baca juga: Atasi Jerawat dengan Pasta Gigi, Amankah?
Kabar baiknya, meskipun jerawat bisa muncul di usia dewasa, namun tetap ada kemungkinan kita meminimalisir atau menghilangkannya dengan berbagai cara sebagai berikut.
Menurut Garcia, dengan mengikuti pola makan rendah glikemik (mengurangi lonjakan gula darah) dapat memberikan dampak positif pada kulit yang rentan berjerawat.
"Ketika gula darah melonjak, hal itu bisa menyebabkan peradangan di seluruh tubuh," ungkapnya.
"Ini juga dapat membuat tubuh memproduksi lebih banyak sebum, atau minyak," lanjut dia.