Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - Diperbarui 21/04/2023, 10:15 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Seiring berjalannya waktu, baklava mengalami berbagai perubahan.

Hidangan pencuci mulut ini menjadi populer di kawasan Timur Tengah, Mediterania Timur, Balkan, dan Kaukasus.

Orang-orang Turki, Arab, Yahudi, Yunani, Armenia, dan Bulgaria yang sekarang menganggap baklava sebagai hidangan nasional mereka, dahulu pernah menjadi bagian dari Kekaisaran Ottoman.

Konon, pelaut dan pedagang Yunani kuno yang melakukan perjalanan ke Mesopotamia menemukan kelezatan baklava.

Mereka lalu membawa resep makanan itu ke Yunani dan sedikit mengubahnya.

Baca juga: Kudapan Terbaik Untuk Latihan Otot Anda

Kontribusi besar pelaut dan pedagang Yunani dalam baklava adalah pengembangan teknik adonan yang memungkinkan untuk menggulung roti hingga bertekstur halus seperti daun.

Teknik tersebut membuat roti yang dihasilkan berbeda dari adonan roti Asiria yang kasar.

Faktanya, istilah filo (phyllo) sendiri diambil dari bahasa Yunani. Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, phyllo berarti daun.

Beberapa sejarawan mengklaim, resep baklava memiliki akar dari masyarakat Yunani kuno, di mana mereka membuat gastrin --kue manis yang sangat mirip dengan baklava saat ini.

Banyak orang mengatakan asal-usul baklava berasal dari zaman Bizantium.

Baca juga: Viral di TikTok Tren Makan Natto, Kudapan Jepang yang Baunya Tak Sedap

Seorang profesor Yunani bernama Speros Vryonis mendukung teori ini. Ia menyebut, ada kemiripan antara baklava dan makanan penutup Yunani yang disebut kopton.

Namun, jurnalis asal Amerika bernama Charles Perry membantah teori itu.

Perry justru berpendapat baklava merupakan hasil dari perpaduan kuliner antara makanan penutup renyah khas Turki dengan isian buah kering khas Persia seperti kacang, kacang kenari, dan kacang tanah yang dimasak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com