Arteri yang mengeras, juga disebut aterosklerosis, dapat meningkatkan risiko serangan jantung dan stroke.
Baca juga: 13 Penyebab Aterosklerosis, dari Kolesterol Tinggi sampai Rokok
Obesitas juga bisa membuat sel-sel tubuh kebal terhadap insulin yang sebenarnya penting untuk produksi energi.
Resistensi terhadap insulin memicu risiko diabetes yang rentan dengan komplikasi termasuk jantung, ginjal, stroke, amputasi hingga kebutaan.
Baca juga: Gangguan Sistem Endokrin
Perempuan yang obesitas juga sulit hamil karena turunnya kadar testosteron yang penting untuk reproduksi.
Kelebihan berat badan kronis ini juga meningkatkan risiko komplikasi serius selama kehamilan.
Baca juga: Apa Penyebab dan Faktor Risiko Obesitas?
Obesitas dapat menyebabkan memburuknya kepadatan tulang dan massa otot yang disebut sebagai obesitas osteosarkopenik.
Dampak buruknya adalah risiko patah tulang yang lebih tinggi, cacat fisik, resistensi insulin, dan banyak lainnya.
Baca juga: Benarkah Konsumsi Suplemen Kalsium Tak Turunkan Risiko Patah Tulang?
Berat badan yang berlebihan juga memberikan tekanan ekstra pada sendi sehingga mudah merasa sakit dan kaku.
Kulit yang berlipat akibat lemak berlebihan sangat rentan mengalami ruam.
Ada juga masalah acanthosis nigricans yang merupakan perubahan warna dan penebalan kulit pada lipatan tubuh, berkaitan dengan diabetes.
Baca juga: Penyebab Kulit Leher Menghitam dan Cara Memutihkannya
Obesitas juga berpengaruh negatif pada kesehatan mental penderitanya.
Orang dengan obesitas mungkin lebih cenderung mengalami:
Selain itu, obesitas juga memicu risiko depresi yang lebih tinggi, harga diri yang buruk, dan masalah dengan citra tubuh.
Baca juga: Citra Tubuh Dapat Memengaruhi Kepuasan Seksual Wanita
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.