Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Beda Serangan Panik vs Serangan Jantung, dari Gejala hingga Penanganan

Kompas.com - 16/08/2023, 15:09 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

- Perasaan akan datangnya malapetaka

Serangan jantung juga dapat disertai kelelahan, pingsan, atau kehilangan kesadaran.

Namun, serangan panik secara khusus ditandai dengan jantung yang berdebar-debar, pikiran yang berpacu, gemetar, kesemutan atau mati rasa, dan sensasi tercekik.

Baca juga: Serupa tapi Tak Sama, Serangan Panik dan Serangan Jantung

• Durasi gejala

Angina, atau nyeri jantung yang disebabkan oleh jantung yang tidak mendapatkan cukup darah (seperti ketika ada penyumbatan arteri koroner), berlangsung lebih lama dari beberapa menit dan dapat datang dan pergi.

Hal ini dapat disebabkan atau diperburuk oleh aktivitas fisik.

Serangan jantung juga dapat terjadi secara tiba-tiba dengan gejala yang dapat berlangsung berjam-jam atau hingga arteri yang tersumbat ditangani.

Sedangkan, ketika serangan panik terjadi, gejala biasanya memuncak dalam intensitas setelah sekitar 10 menit, dan biasanya mereda setelah 20 menit.

• Pemicu serangan

Tanda-tanda pemicu serangan jantung meliputi:

- Ketidaknyamanan dada saat beraktivitas

- Sesak napas saat beraktivitas

- Stres yang disebabkan oleh masalah kesehatan emosional atau mental

Ketidaknyamanan dada yang dipicu oleh aktivitas harus ditanggapi dengan sangat serius karena hal ini dapat merupakan tanda penyumbatan pada arteri koroner.

Namun demikian, serangan jantung juga dapat terjadi saat istirahat tanpa peringatan atau saat melakukan aktivitas fisik.

Tanda-tanda pemicu serangan panik meliputi:

- Merasa sangat cemas atau stres

- Pikiran berpacu yang terasa di luar kendali

Serangan panik juga bisa dimulai secara acak atau dipicu oleh tekanan psikologis.

Sebagai contoh, beberapa orang mengalami serangan panik secara tiba-tiba dan orang lain mungkin mengalami gejala serangan panik saat menghadapi fobia, seperti fobia klaustrofobia atau ketakutan akan ketinggian.

Baca juga: 4 Tanda Dini yang Bisa Dikenali Sebelum Terjadinya Serangan Jantung

Tindakan pencegahan

Mencegah serangan jantung termasuk mengendalikan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi (hipertensi) dan kolesterol tinggi, menghindari rokok dan alkohol, mengonsumsi makanan yang sehat, serta menjalani gaya hidup aktif.

Sementara pencegahan serangan panik mencakup perhatian terhadap kesehatan mental.

Misalnya, mengendalikan stres dan kecemasan, terapi perilaku kognitif (CBT), latihan pernapasan setiap hari, aktivitas fisik, dan obat-obatan, semuanya dapat membantu mencegah serangan panik berulang.

Kapan harus mencari pertolongan medis

Jika kita merasa ragu apakah kita mengalami serangan jantung, segera cari bantuan medis.

Nyeri dada dapat merupakan tanda serangan jantung yang serius.

Karena serangan panik dapat sulit dibedakan dari kondisi lain yang lebih serius, episode pertama dari serangan panik yang dicurigai akan mendorong kita untuk mencari bantuan medis.

Orang yang telah didiagnosis dengan gangguan panik dan mengalami serangan panik berulang akan terbiasa dengan gejalanya dan dapat diyakinkan bahwa gejalanya akan hilang seiring berjalannya waktu.

Baca juga: 8 Tanda Awal Serangan Jantung yang Penting Diketahui

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com