Sejumlah penelitian menunjukkan ketidakbahagiaan dapat berdampak negatif pada kehidupan.
Ketidakbahagiaan dapat menyebabkan gejala fisik, seperti peningkatan risiko penyakit, seperti penyakit jantung, stroke, dan diabetes tipe 2.
Ketika seseorang merasa tidak bahagia, hal ini dapat menyebabkan peningkatan gejala kecemasan, stres, dan depresi, yang secara signifikan dapat memengaruhi fungsi dan kualitas hidup sehari-hari.
Ketidakbahagiaan juga dapat menyebabkan hubungan yang tegang dan gangguan dalam pengambilan keputusan.
Kondisi ini bisa meningkatkan kemungkinan seseorang beralih ke mekanisme koping yang tidak sehat, seperti minum alkohol secara berlebihan atau penggunaan narkoba untuk rekreasi.
Kebahagiaan berbeda dengan kesenangan atau kepuasan sesaat.
Meskipun kesenangan dapat memberikan kenikmatan sementara, kebahagiaan biasanya melibatkan rasa kesejahteraan dan kepuasan yang lebih dalam yang melampaui kesenangan instan.
Baca juga: Cara Hidup Bahagia dan Umur Panjang Lewat Filosofi Jepang
Contoh hal-hal yang menyebabkan kesenangan sesaat tetapi tidak terbukti menyebabkan kebahagiaan jangka panjang antara lain adalah:
Mengonsumsi makanan yang tidak bergizi mungkin membuat kita merasa nyaman saat itu juga, tetapi makanan ini dapat memiliki efek negatif pada kesehatan mental dan fisik.
Masalah besar dalam masyarakat saat ini adalah penggunaan ponsel, TV, dan komputer yang berlebihan.
Kegiatan ini dapat menyebabkan isolasi sosial dan mengabaikan pembangunan di bidang kehidupan lainnya.
Melakukan pembelian impulsif dapat menyebabkan kegembiraan instan; namun, seiring waktu, pembelian ini dapat menyebabkan ketidakstabilan keuangan, kekacauan, dan rasa kebutuhan, yang semuanya terbukti menurunkan suasana hati.
Menunda tugas-tugas penting memang terlihat santai, tetapi kebiasaan ini dapat menimbulkan rasa terdesak di kemudian hari dan pada akhirnya meningkatkan stres dan kecemasan.