Tim Buettner merekomendasikan untuk mengikuti mantra Konfusianisme berusia 2.500 tahun “hara hachi bu,” yang mengajarkan orang untuk berhenti makan ketika mereka merasa 80 persen kenyang. Salah satu cara untuk melakukannya dengan lebih sadar adalah mengisi piring hanya 80 persen dari ukuran porsi normalmu.
“Perbedaan 20 persen antara tidak lapar dan merasa kenyang bisa menjadi perbedaan antara menurunkan atau menambah berat badan. Orang-orang di zona biru makan porsi terkecil mereka di sore hari dan kemudian tidak makan lagi di sisa waktu tersebut," kata tim Buettner.
Baca juga: Tak Hanya Bikin Langsing, Mengurangi Kalori Bisa Memperlambat Penuaan
Di hampir semua Zona Biru, ada satu kesamaan: Penduduk yang hidup hingga usia 100 tahun cenderung mempertahankan pola makan nabati.
Faktanya, para centenarian di Zona Biru rata-rata makan hanya dua ons daging kurang dari lima kali per bulan. Dibandingkan dengan produk hewani, masyarakat tersebut sering kali mengandalkan kacang-kacangan dan polong-polongan sebagai sumber protein tanpa lemak.
Tim tersebut mewawancarai 263 orang berusia seratus tahun dan menemukan bahwa semuanya, kecuali lima orang, berasal dari komunitas berbasis agama. Mereka mencatat bahwa secara statistik, menghadiri kebaktian keagamaan empat kali sebulan dapat menambah usia hidup hingga 14 tahun.
“Orang-orang yang memperhatikan sisi spiritual mereka memiliki tingkat penyakit kardiovaskular, depresi, stres, dan bunuh diri yang lebih rendah, dan sistem kekebalan tubuh mereka tampaknya bekerja lebih baik."
"Sampai batas tertentu, kepatuhan terhadap suatu agama memungkinkan mereka melepaskan tekanan dari kehidupan sehari-hari,” kata Buettner.
Baca juga: Apakah Diet Zona Biru Memang Ampuh Bikin Panjang Umur? Ini Kata Ahli
Hubungan keluarga para centenarian cenderung erat dan penuh perhatian. Hal ini masuk akal karena jalinan ikatan mendalam dengan orang-orang yang kita kasihi akan memungkinkan kita saling merawat, termasuk di hari tua, sehingga memberikan hasil kesehatan yang lebih baik.
Di banyak Zona Biru, orang tua dan kakek nenek biasanya tinggal bersama anak mereka, alasan yang menurunkan angka penyakit dan kematian anak-anak di rumah juga, kata tim Buettner.
Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang menghargai kesehatan dan kesejahteraan, dan kemungkinan besar kamu juga akan menerapkan gaya hidup sadar kesehatan.
“Orang-orang dengan umur terpanjang di dunia memilih --atau dilahirkan-- dalam lingkaran sosial yang mendukung perilaku sehat. Masyarakat Okinawa misalnya menciptakan “moais”—kelompok yang terdiri dari lima teman yang berkomitmen satu sama lain seumur hidup,” kata para peneliti.
Bergabung dengan klub jalan kaki atau kebugaran, membuat perjanjian olahraga dengan teman, atau sekadar menjadikan kebiasaan sehat sebagai kebiasaan dalam keluarga dapat membantu memperpanjang umur.
Semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa tidak ada jumlah alkohol yang dianggap sehat atau aman. Namun, para peneliti Blue Zones mendapati bahwa minum anggur merah berkualitas tinggi dalam jumlah sedang —tidak lebih dari satu porsi setiap hari untuk wanita dan dua porsi untuk pria— dikaitkan dengan umur panjang di komunitas Blue Zone.
“Caranya adalah dengan minum satu hingga dua gelas per hari (sebaiknya anggur Sardinia Cannonau), bersama teman saat makan. Namun kamu tidak bisa menabung sepanjang minggu dan minum 14 gelas pada hari Sabtu,” catat para peneliti.
Baca juga: 4 Resep Panjang Umur yang Santai dan Menyenangkan dari Zona Biru
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram