Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Kista Ovarium? Kenali Penyebab dan Gejalanya 

Kompas.com - 22/03/2024, 15:50 WIB
Ulfa Arieza

Penulis

KOMPAS.com - Akhir-akhir ini kista ovarium ramai dibicarakan publik. Hal ini berawal dari kabar duka komika Kiky Saputri yang kehilangan kehilangan calon buah hati di usia kehamilan 10 minggu. 

Melansir Kompas.com (19/3/2024), Kiky mengalami keguguran karena kelelahan dan mengidap kista ovarium. 

Baca juga:

Lantas, apa itu kista ovarium? Apa penyebab dan gejalanya? Simak ulasannya berikut ini. 

Apa itu kista ovarium

dr. Ardiansjah Dara Sjahruddin, SpOG, MKes, FICS, menjelaskan kista merupakan tumor jinak tidak bersifat ganas, yang tumbuh di indung telur (ovarium) perempuan.  

“Kista adalah tumor jinak di indung telur perempuan, bisa di salah satu indung telur kanan atau kiri, atau bisa di keduanya. Kalau disebut kista ini biasanya sifatnya jinak bukan ganas atau bukan kanker,” jelasnya saat dikonfirmasi Kompas.com, dikutip Jumat (22/3/2024). 

Melansir dari Mayo Clinic, kista ovarium adalah kantung berisi cairan yang berada di dalam ovarium atau di permukaannya. Setiap perempuan memiliki dua ovarium yang berada di sisi kanan dan kiri rahim. 

Ovarium yang berukuran sebesar biji almond ini merupakan bagian dari sistem reproduksi perempuan. Ovarium berfungsi untuk menghasilkan sel telur. Setiap siklus bulanan, sel telur akan dilepaskan dari ovarium atau dikenal sebagai ovulasi. 

Kista ovarium sering terjadi pada perempuan. Sebetulnya, kista ovarium tidak berbahaya dan kebanyakan kista ovarium bisa hilang tanpa pengobatan dalam beberapa bulan.

Namun, terkadang kista ovarium bisa pecah sehingga menimbulkan gejala yang serius. Selain itu, kista ovarium terdiri dari beberapa jenis yang berbeda-beda. 

Baca juga:

 
 
 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by KOMPAS Lifestyle (@kompas.lifestyle)

 

Ilustrasi kista ovariumShutterstock/Emily frost Ilustrasi kista ovarium

Penyebab kista ovarium 

Lantas, apa penyebab kista ovarium. Ardiansjah menjelaskan penyebab kista ovarium bermacam-macam. 

Reproduksi sel yang tidak normal

Penyebab kista ovarium salah satunya adalah reproduksi sel yang tidak lazim, dilansir dari Cleveland Clinic. 

Reproduksi sel yang tidak lazim dapat menyebabkan terbentuknya kista seperti kista dermoid dan kista denoma.

“Salah satunya mungkin ada sel di indung telur yang abnormal ketika kena hormon estrogen yang membesar,” jelas Ardiansjah. 

Endometriosis 

Ardiansjah menjelaskan kista ovarium juga dapat disebabkan darah menstruasi yang masuk kembali ke indung telur. Kondisi ini disebut sebagai kista endometriosis. 

“Ada juga kista endometriosis, itu akibat darah menstruasi yang mestinya keluar tapi sebagian masuk ke dalam kemudian mennempel di indung telur, lalu membentuk kista,” jelasnya.

Penyakit radang panggul 

Melansir dari Cleveland Clinic, infeksi panggul yang parah dapat menyebar ke indung telur dan menyebabkan kista.

Baca juga:

Gejala kista ovarium 

Ardiansjah menuturkan, kista endometriosis biasanya disertai dengan gejalan nyari haid. 

Namun, kista non endometriosis pada umumnya tidak ada gejala yang tampak. 

“Kista non endometriosis mulai bergejala ketika kista itu ukurannya cukup besar dan membuat penggantung indung telur atau ligamen itu mulai terpelintir, nah itu ada gejala sakit tajam seperti usus buntu,” jelasnya. 

Melansir dari Mayo Clinic, kebanyakan kista ovarium tidak menimbulkan gejala dan hilang dengan sendirinya. Namun kista ovarium yang ukurannya besar dapat menyebabkan gelaja, antara lain:

1. Nyeri panggul yang datang dan pergi. Penderita kista mungkin merasakan nyeri ringan atau nyeri tajam di area bawah pusar

2. Rasa penuh. Kondisi ini akibat tekanan kista yang besar atau rasa penuh akibat berat di perut (abdomen).

3. Perut kembung.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com