Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saffron, Rempah Berharga untuk Membuat Parfum Para Raja

Kompas.com - 07/06/2024, 17:16 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Saffron adalah salah satu rempah-rempah yang paling berharga dan paling mahal di dunia. Dikenal sebagai emas merah, saffron telah digunakan selama berabad-abad sebagai pewarna dan penyedap masakan karena aromanya yang lembut serta rasa yang sedikit pahit. 

Namun, bahan ini juga sangat dihargai dalam wewangian karena aromanya yang unik, yakni campuran pahit manis sedikit pedas, leathery, lembut, dengan nada dasar yang bersahaja namun memikat. Kadang kita juga membaui aroma violet, tembakau, atau rum dalam rempah ini.

Saffron sebagai rempah, sudah dikenal sejak zaman dahulu. Secara visual, saffron tampak seperti benang tipis berwarna oranye atau merah tua dengan panjang 1 hingga 1,5 inci, yang sebenarya adalah kepala putik kering dari bunga Crocus sativus, kerabat bunga iris.

Untuk mendapatkan 1 kilo saffron, kita memerlukan sekitar 200.000 kuntum (setiap bunga berisi tepat 3 kepala putik). Tidak mengherankan jika safron termasuk rempah-rempah termahal di dunia, di mana 1 kg saffron berharga lebih dari Rp 56 juta.

Jadi jelas bahwa parfum yang menggunakan saffron bukanlah parfum pasaran, melainkan bisa dibilang parfum para raja. Apalagi saffron hanya menghasilkan sedikit minyak esensial, yang harus disuling dalam atmosfer inert, jika tidak minyak akan mudah teroksidasi karena sangat tidak stabil. 

Baca juga: Wangi Kemenyan dalam Parfum Modern, Hangat, Elegan, dan Kekinian

Sejarah saffron

Saffron crocus. Bunga ini dibandrol dengan harga Rp22-28 juta dan menjadi salah satu bunga termahal di dunia.Shutterstock Saffron crocus. Bunga ini dibandrol dengan harga Rp22-28 juta dan menjadi salah satu bunga termahal di dunia.
Saffron adalah rempah-rempah yang dikenal dengan banyak nama di seluruh dunia, seperti “zafran” dalam bahasa Spanyol, “kesar” dalam bahasa Hindi, dan “zafferano” dalam bahasa Italia. 

Kata "saffron" berasal dari kata Arab "zafaran" yang berarti "kuning". Hal ini mencerminkan ciri khas warna kuning keemasan pada kepala putik tanaman yang digunakan untuk menghasilkan rempah-rempah.

Saffron berasal dari Asia Tengah, namun penggunaannya dengan cepat menyebar ke seluruh dunia. Saat ini, tanaman ini ditanam di banyak negara, termasuk Iran, Spanyol, India, dan Yunani. Budidaya saffron sangat menuntut kondisi iklim dan tanah, yang menjadi salah satu penyebab tingginya harga.

Bukti bahwa saafron sudah lama digunakan sebagai wewangian terlihat dalam lukisan dinding di pulau Santorini Yunani, dalam penggalian Akrotiri, sejak tahun 1500 SM. Jauh sebelum itu, jejak saffron ditemukan dalam pigmen yang ditemukan pada lukisan prasejarah berusia 50.000 tahun. 

Menurut mitologi Yunani, Hermes melukai salah satu temannya, sehingga tiga tetes darahnya jatuh ke tanah, dan pada saat itulah muncul bunga ungu yang indah dengan 3 putik merah di jantungnya. Itulah alasan Saffron menjadi simbol kebangkitan.

Baca juga: Keharuman Air Mata Pohon yang Sedang Tren dalam Wewangian Modern

Saffron dalam wewangian

Saffron memiliki sejarah panjang dalam bidang wewangian. Orang Mesir dan Yunani kuno sudah menggunakan rempah ini untuk mengharumkan tubuh dan rambut mereka. Bahkan Cleopatra diceritakan sering mandi menggunakan air rendaman saffron untuk membuatnya wangi.

Selama berabad-abad, saffron semakin dihargai dalam wewangian karena aromanya yang unik dan kelangkaannya. Saat ini, minyak saffron digunakan dalam banyak parfum berkualitas tinggi, menciptakan aroma hangat dan eksotis yang membangkitkan aroma Timur atau oriental.

Pengolahan safron merupakan langkah penting dalam mencapai kualitas optimal. Setelah dipanen, kepala putik harus disortir dengan tangan untuk menghilangkan bagian yang rusak atau berubah warna. 

Putik ini kemudian dikeringkan selama beberapa jam di bawah kondisi suhu dan kelembapan yang ketat, untuk mempertahankan aroma dan warnanya. Setelah kering, kepala putik ditimbang dan dikemas dalam wadah tertutup rapat untuk mencegah pembusukan.

Saffron adalah rempah-rempah yang rapuh dan lembut yang memerlukan pengolahan yang cermat untuk mempertahankan semua sifat aromatiknya. Para pembuat parfum yang memilih untuk menggunakan saffron dalam kreasi mereka harus menyadari hal tersebut. Mendapatkan saffron berkualitas akan menghasilkan wewangian luar biasa yang aromahnya mewah. 

Baca juga: Nilam dan Akar Wangi, Aroma Woody Indonesia yang Bukan dari Kayu

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com