KOMPAS.com - Produk eksfoliator menjadi salah satu item wajib untuk menjaga kulit kita tetap bersinar, bersih, dan halus.
Namun kita harus mempertimbangkan jenis kulit kita untuk memastikan prosesnya berjalan dengan benar.
Pasalnya, proses eksfoliasi yang salah malah bisa membuat kulit breaking out, muncul jerawat, dan efek samping lainnya.
Baca juga: Kenapa Eksfoliasi Wajah Usai Terpapar Sinar Matahari Tidak Dianjurkan?
Ada dua jenis eksfoliator yang kini beredar di pasaran yakni kimia alias chemical dan fisik.
Eksfoliator kimiawi mengandung bahan perawatan yang mampu mengelupas sel-sel kulit mati secara lembut untuk menghasilkan kulit yang lebih cerah, seperti asam beta-hidroksi (BHA) dan asam alfa-hidroksi (AHA).
Sedangkan eksfoliator fisik menggunakan butiran untuk menghaluskan sel-sel kulit mati—yang bekerja seperti amplas yang sangat, sangat lembut.
Baca juga: Frekuensi Eksfoliasi Wajah dalam Seminggu sesuai Jenis Kulit
Untuk hasil yang lebih optimal, kita harus menyesuaikan eksfoliator yang dipakai sesuai jenis kulit.
Berikut panduannya, sesuai rekomendasi para ahli
Proses pengelupasan secara kimiawi yang lembut beberapa kali seminggu amat disarankan bagi kulit berminyah.
Pilih produk yang menggabungkan AHA dengan BHA yang larut dalam minyak agar membantu melarutkan sumbatan di dalam pori-pori.
Kita bisa memilih salah satu yang paling cocok dan nyaman dipakai.
“Anda cukup beruntung bisa menggunakan eksfoliator pilihan Anda,” kata Verallo-Rowell, dermatologis di New York.
Jenis kulit ini kurang sensitif terhadap pengelupasan kulit dan minim jerawat yang rentan sehingga Rowell menyarankan menggunakan eksfoliator dengan partikel scrub berukuran sedang untuk hasil optimal.
Baca juga: 3 Eksfoliasi Kimia dan Manfaatnya untuk Kulit
Produk dengan kandungan AHA akan jadi pilihan terbaik jika kita mengkhawatirkan minyak di kulit wajah.
Baca juga: Mengenal AHA, Bahan Kosmetik untuk Atasi Jerawat Hingga Cerahkan Kulit