Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

6 Pertimbangan Penting saat Membawa Bayi Naik Pesawat

KOMPAS.com - Membawa bayi atau balita bepergian dengan pesawat terbang mungkin membuat para ibu stres.

Sebab, bayi bisa saja tidak mau tenang atau terus menangis sepanjang perjalanan, sehingga mengganggu penumpang lain.

Naik pesawat dengan membawa bayi memerlukan beberapa persiapan khusus, agar perjalanan menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi ibu dan si kecil.

Kabar baiknya, saat ini persyaratan penerbangan pesawat dalam negeri sudah diperbarui. Penumpang pesawat tidak perlu lagi menunjukkan hasil tes antigen atau PCR.

Persyaratan itu diatur dalam Surat Edaran Kementerian Perhubungan Nomor 21 Tahun 2022 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perjalanan Orang Dalam Negeri dengan Transportasi Udara pada Masa Pandemi Covid-19.

Berdasarkan Surat Edaran tersebut, penumpang yang sudah divaksinasi Covid-19 minimal dosis kedua atau ketiga (booster) tidak diwajibkan menunjukkan hasil tes antigen atau PCR.

Dengan pembaruan persyaratan itu, para ibu kini bisa lebih fokus dalam menyusun rencana perjalanan.

Pakar perjalanan dan pengasuhan anak menguraikan apa saja yang perlu dipertimbangkan saat ibu melakukan penerbangan bersama bayi atau balita. Ini dia.

1. Mengenali temperamen anak

"Perjalanan biasanya lebih baik jika kita memesan penerbangan nonstop yang panjang untuk anak, mulai dari boarding dan terbang hingga mereka tertidur selama penerbangan."

Demikian dikatakan Naveen Dittatakavi, CEO dan salah satu pendiri Next Vacay.

Dittatakavi mencatat, memesan penerbangan lanjutan atau penerbangan yang membutuhkan transit bisa menimbulkan kesulitan bagi ibu.

Penundaan penerbangan yang lama --misalnya, dapat membuat anak merasa tidak nyaman selama perjalanan.

"Tentu saja, ada pengecualian untuk hal ini," kata dia.

"Jika kita memiliki bayi atau balita yang rewel yang mungkin membutuhkan banyak perhatian, mereka lebih baik beristirahat sambil menunggu penerbangan lanjutan."

Saran serupa diberikan Kristene Geering, direktur konten di Parent Lab.

Menurut dia, sebagian bayi dan balita mungkin tidak masalah berada di pesawat dalam waktu yang lebih lama.

"Memikirkan temperamen dan kebutuhan anak dan diri kita adalah faktor penting," ujar Geering.

"Jika kita tahu anak senang tidur siang dan akan tidur di sepanjang penerbangan, maka penerbangan langsung mungkin cocok untuk kita."

"Jika anak tidak bisa diam karena harus duduk di kursi dalam waktu lama, penerbangan lanjutan mungkin ide yang lebih baik," ujarnya lagi.

2. Berapa lama waktu transit penerbangan?

Transit atau singgah sekitar satu jam bukanlah waktu yang lama. Waktu ini bisa dipakai untuk mengganti popok bayi, meregangkan kaki, makan, dan sebagainya.

"Pastikan waktu singgah cukup lama," kata Geering.

"Saya pernah mengalami hal ini dengan dua balita sendirian, saya menyadari bahwa waktu singgah yang lebih singkat tidak membantu saya."

"Saya terdengar seperti seseorang yang senang memerintah anak. Kami nyaris ketinggalan pesawat. Itu bukanlah momen menyenangkan yang saya alami sebagai seorang ibu," tutur Geering mengisahkan.

3. Menyesuaikan penerbangan dengan jadwal tidur anak

"Waktu penerbangan merupakan faktor untuk memilih antara penerbangan langsung atau penerbangan lanjutan," sebut Dittakavi.

"Jika penerbangan lanjutan lebih sesuai dengan jadwal tidur anak, seperti penerbangan di malam hari atau yang bertepatan dengan waktu tidur siang, ini mungkin pilihan yang lebih baik."

Hal senada juga diutarakan Willis Orlando, spesialis operasi produk senior di Scott's Cheap Flights.

Ia menganjurkan agar kita mempertimbangkan jadwal tidur penumpang yang kita bawa saat memesan tiket pesawat.

"Cobalah memesan penerbangan yang berangkat di waktu tidur anak kita," kata pria itu.

"Ketika saya berangkat dengan anak saya yang berusia 13 bulan, kami berangkat pada pukul 19.45, yang biasanya merupakan waktu tidurnya."

"Dia tertidur sebelum pesawat kami mencapai ketinggian 37.000 kaki."

4. Mempertimbangkan jadwal makan anak

Pikirkan juga jadwal makan anak selama perjalanan. Jika kita memesan penerbangan lanjutan yang disertai transit, kita memiliki waktu untuk mengajak anak makan atau menyusui dengan lebih santai.

"Kita masih hidup dalam situasi pandemi. Jika kita berencana memesan penerbangan lanjutan, lihat kondisi di bandara tempat kita transit," saran Orlando.

"Beberapa tempat di bandara masih ditutup. Tentunya kita tidak mau terjebak dengan kondisi balita yang kelaparan."

Demi menghindari hal ini, pastikan kita sudah menyiapkan camilan atau makanan sebelum berangkat.

5. Apakah kita mendapatkan bantuan selama perjalanan?

"Pertimbangkan dukungan apa yang kita dapatkan saat bepergian," ucap Geering.

"Apakah kita bepergian sendiri, atau ditemani seorang pembantu? Apakah kita perlu membawa banyak barang?"

"Bepergian bersama bayi cenderung memerlukan bawaan banyak. Jika demikian, bagaimana kita mengurus semua bawaan itu sekaligus membawa bayi saat kita transit?"

Pastikan kita tidak merasa kerepotan membawa barang seperti gendongan bayi dan kereta bayi sebelum memesan penerbangan lanjutan, saran Geering.

6. Mengecek kondisi keuangan

"Kondisi ekonomi juga merupakan faktor dalam memesan tiket penerbangan," jelas Geering.

"Beberapa orang memiliki opsi untuk memilih. Tapi tidak semua keluarga bisa melakukan hal tersebut."

"Jika kita terpaksa memesan tiket penerbangan tertentu karena kondisi ekonomi, ketahuilah bahwa kita dapat melalui semua itu," lanjutnya.

https://lifestyle.kompas.com/read/2022/03/11/143355420/6-pertimbangan-penting-saat-membawa-bayi-naik-pesawat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke