Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Kualitas Sapi Limosin yang Kerap Dijadikan Hewan Kurban

Kompas.com - 09/07/2022, 17:17 WIB
Dinno Baskoro,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sapi Limosin menjadi salah satu kata kunci yang banyak dicari di situs pencarian Google, hari ini, Sabtu (9/7/2022).

Begitu pula pada momen menjelang Idul Adha yang jatuh pada Minggu, 10 Juli 2022, jenis sapi Limosin kerap ditawarkan penjual sebagai hewan kurban yang konon memiliki kualitas daging yang baik.

Lantas apa itu sapi limosin dan kelebihannya? Mengutip laman The Cattle Site, sapi limosin dikatakan sebagai ras sapi tertua di dunia.

Sapi yang punya ciri khas warna coklat dan bertubuh tambun itu sudah ditemukan dalam lukisan gua Lascaux, dekat Montignac, Perancis yang diperkirakan berusia 20.000 tahun.

Sapi Limosin termasuk jenis sapi potong yang berasal dari kawasan Barat Massif Central dan Barat Daya Perancis.

Kawasan tersebut memiliki curah hujan sedang, dengan kondisi iklim yang cukup ekstrem dan tanah granit. Akibatnya, tanaman di ladang cukup sulit bagi kehidupan hewan ternak di sana.

Karena kondisi alam tersebut, sapi Limosin berevolusi menjadi sapi ternak dengan tubuh yang kokoh, kesehatan yang baik dan kemampuan beradaptasi yang mumpuni.

Kurangnya sumber daya alam juga memungkinkan wilayah tersebut relatif terisolasi dan para hewan ternaknya tidak terpengaruh oleh gangguan genetik dari faktor eksternal.

Baca juga: Dua Mobil Pegawai Pemprov DKI Dirusak Sapi Limosin yang Mengamuk, Kaca Pecah dan Pintu Penyok

Dikenal sebagai hewan pekerja

ilustrasi sapi limosin. SHUTTERSTOCK/Seasonsoflife ilustrasi sapi limosin.
Tubuhnya yang kokoh dan berotot itu membuat sapi Limosin dianggap sebagai hewan ternak pekerja yang cukup diandalkan peternak.

Sapi Limosin dewasa memiliki ciri-ciri tubuh yang besar, bulu halus dan kerangka tulang yang kuat.

Pada sapi betina dewasa, rata-rata beratnya bisa mencapai 650 kilogram. Sedangkan sapi jantang bisa mencapai 1 ton.

Sapi jenis ini karakteristiknya memiliki kepala kecil, lengan pendek, dahi lebar dan moncong yang lebar pula.

Warna bulunya cenderung merah keemasan dan warnanya akan lebih terang di bagian perut, dalam paha dan di sekitar mata serta moncongnya.

Begitu pula pada tanduknya yang berwarna kuning di area pangkal, dan menggelap hingga ke ujung.

Semasa sapi itu tumbuh, awal bentuk tanduknya lurus, kemudian melengkung ke depan dan ke atas ketika sudah tua.

Secara umum, sapi Limosin dipekerjakan untuk mengangkut barang atau hasil tani, yang kemudian ketika sudah mencapai usia tertentu, sapi itu dipotong untuk dijadikan konsumsi.

Baca juga: Apakah Daging Sapi dan Daging Kambing Bisa Bikin Hipertensi? Ini Kata Dokter

Kualitas daging sapi Limosin

Ilustrasi pan fry steak menggunakan rosemary.PIXABAY/ Felix Wolf Ilustrasi pan fry steak menggunakan rosemary.

Sapi Limosin dikenal di seluruh dunia sebagai sapi ternak terkemuka yang memiliki kualitas daging yang baik.

Menurut laman Farm and Dairy, sapi jenis ini mulai diimpor secara komersil ke Amerika Utara, dan terus berkembang ke kawasan Afrika dan Asia.

Sapi tersebut cukup mudah untuk bertahan hidup di lingkungan apa pun, namun seiring waktu bobotnya tidak se-gemuk di Perancis.

Bicara soal kualitas dagingnya, sapi Limosin dikatakan lebih unggul dari jenis sapi potong lain. Karakteristiknya dapat menghasilkan daging sapi tanpa lemak dan empuk.

Di pasaran, jenis sapi ini sangat disukai untuk dikawin silang dengan jenis sapi lain seperti Angus yang menghasilkan daging sapi dengan lapisan lemak (marbling) yang bagus dan menciptakan tekstur empuk dan rasa yang lezat.

Baca juga: Berapa Lama Daging Sapi Giling Bisa Disimpan?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com