Secara tidak langsung, otak akan mengingat rute tersebut, termasuk kondisi dan pemandangan di sekitarnya.
Lalu ada situasi yang mana kita merasakan seperti sudah pernah melakukan percakapan yang sama persis atau melihat skenario yang sangat spesifik di masa lalu.
Tetapi di sisi lain, sebetulnya situasi itu belum pernah terjadi atau kita alami.
Baca juga: Lirik dan Chord Lagu Deja Vu dari Oliva Rodgrigo
Fenomena deja vu yang kita alami bukan berarti kita memiliki indra keenam atau sensitivitas terhadap hal-hal gaib atau bahkan ramalan.
Ada penjelasan ilmiah mengenai hal tersebut yang bisa digambarkan oleh hasil ilusi yang diciptakan otak manusia.
Singkatnya, telah terjadi gangguan fungsi otak.
Menurut Khoury, penyebab deja vu diperkirakan adanya miskomunikasi antara dua bagian otak.
"De javu disebabkan oleh hubungan disfungsional antara bagian otak yang berperan dalam ingatan dan keakraban," lanjutnya.
Secara umum, manusia pada dasarnya memiliki dua lobus temporal, satu sisi sistem saraf tersebut ada di kepala, kemudian bagian lainnya berada di atas pelipis.
Dua fungsi otak itu berperan dalam mengingat kata-kata, tempat yang pernah kita kunjungi, mengenali seseorang, memahami bahasa, dan menafsirkan emosi orang lain.
Kemudian di setiap lobus temporal ada yang namanya hippocampus, yang berperan dalam menyimpan ingatan jangka pendek.
Terkadang, di dalam situasi seperti kejang, hippocampus dan jaringan otak di sekitarnya dapat diaktifkan, dan menyebabkan kita mengalami pengalaman memori yang dianggap sebagai deja vu.
Baca juga: Kenapa Kita Mengalami Deja Vu? Sains Menjelaskan
Seseorang yang mengalami deja vu sesekali maka dapat dikatakan normal.
Kemungkinan besar situasi ini terjadi pada orang di usia 15-25 tahun.