Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria 333 Kg Frustrasi Mau Bunuh Diri, Kini Sukses Turunkan Berat Badan

Kompas.com - 10/08/2023, 13:22 WIB
Glori K. Wadrianto

Editor

Sumber Today

KOMPAS.com - Beau Griffin sudah mengalami masalah kelebihan berat badan sepanjang perjalanan hidupnya.

Bahkan, pada suatu ketika, beban fisik dan mentalnya semakin tidak terkendali sehingga dia sempat berpikir untuk mengakhiri hidupnya.

Dia mengaku, rekor berat badan yang mencapai lebih dari 317 kilogram di suatu masa menjadi posisi terendah di sepenjang hidupnya.

Niat bunuh diri pun terlintas di benaknya. "Dua kali bahkan. Sebab, saya merasa cuma menjadi beban bagi keluarga," kata pemuda 39 tahun asal Las Vegas, Amerika Serikat ini.

"Hal itu membuat saya semakin tertekan. Saya memang memiliki beberapa pikiran negatif pada saat itu."

"Untungnya, hal itu tidak berlangsung lama. Saya merasa, bunuh diri bukan solusinya. Saya harus memikirkan hal lain," kata dia.

Baca juga: Manfaatkan Jahe Merah untuk Penurunan Berat Badan

Sejak saat itu, berat badannya pun berangsur turun hingga menyentuh angka 204 kilogram. 

Dia lantas harus menjalani operasi pengangkatan kulit. Dengaan perubahan itu, dia mengaku hidupnya menjadi jauh lebih baik. "1000 persen lebih baik," cetus dia.

Transformasi ini membuat dia menjadi juara pertama dalam kontes "Submit Your Fit" tahun 2023. 

Ini merupakan kontes perjalanan kebugaran di antara para anggota EoS Fitness -sebuah jaringan pusat kebugaran di mana Griffin menjadi anggotanya.

Penambahan berat badan

Beau Griffin mengaku kenaikan berat badannya semakin cepat setelah dia harus menutup bisnisnya pada tahun 2012.DOKUMENTASI BEAU GRIFFIN Beau Griffin mengaku kenaikan berat badannya semakin cepat setelah dia harus menutup bisnisnya pada tahun 2012.
Griffin berkisah, orangtuanya pun mengalami kelebihan berat badan. Mereka bahkan tidak tahu bagaimana cara membantu Griffin, ketika anak itu mengalami penambahan bobot yang besar.

Nahkan, salah satu memori yang dia ingat sampai saat ini adalah tentang bagaimana dorongan sang ayah agar Griffin menyantap segala makanan.

"Kamu bisa makan semua itu? Bagus sekali'," sebut Griffin mengenang perkataan ayahnya.

"Jadi saya tumbuh menjadi anak yang berpikir, seperti ini: Jika makan empat paha ayam membuatnya terkesan, bagaimana dengan enam?" kata Griffin.

Griffin juga mengakui dirinya adalah seorang emotional eater. Sehingga,makanan selalu menjadi "solusi" setiap kali marah, kesal, tertekan atau bosan.

Tak cuma itu, di saat-saat bahagia pun dia membutuhkan makanan untuk merayakannya.

Makanan manis bahkan menjadi masalah khusus bagi dia. Griffin yang sangat menyukai permen, biskuit, dan kue es krim.

Dia makan banyak makanan cepat saji. Bayangkan saja, makan siangnya bisa berupa double cheeseburger, milkshake cokelat, dan kentang goreng.

Baca juga: Insecure pada Makanan Mempersulit Penurunan Berat Badan

Terkadang, dia akan menambahkan burger kedua ke dalam pesanannya itu. Lalu, belum lagi soda manis.

Jika Griffin pergi makan, ia bisa dengan mudah menghabiskan 6-8 kali isi ulang minuman bersoda.

Ketika berat badannya terus meningkat, Griffin membeli timbangan yang bisa mencapai beban 450 kilogram.

Berat maksimum yang dia catat adalah 333 kilogram pada tahun 2014. "Saya sampai pada titik di mana saya hanya bisa berbaring di tempat tidur," kenang dia.

Transformasi penurunan berat badan

Beau Griffin merasa lebih bugar dengan berat badan yang sudah jauh lebih ringan. DOKUMENTASI BEAU GRIFFIN Beau Griffin merasa lebih bugar dengan berat badan yang sudah jauh lebih ringan.
Titik balik di hidup Griffin terjadi ketika seorang teman yang menjadi panutannya mengatakan dia bersikap egois dengan tidak berusaha menurunkan berat badan

Sebab, orang-orang yang dicintai Griffin akan menderita jika dia meninggal lebih awal.

"Kamu harus mengubahnya karena dengan berat badan ini, pada dasarnya kamu adalah bom waktu. Bisa kapan saja meledak, dan semuanya akan berakhir," kata Griffin meniru perkataan temannya. 

Griffin mengatakan, berat badan awalnya adalah 326 kilogram, di saat dia mulai mempertimbangkan untuk menjalani operasi bariatrik.

Dokter mengatakan, dia harus menurunkan berat badannya sendiri terlebih dahulu agar dapat menjalani prosedur operasi itu dengan aman.

Dia lalu mulai dengan menghentikan semua soda manis yang dia minum. Langkah awal ini mampu menurunkan berat badannya hingga 45 kilogram. 

Baca juga: Pengaruh Ukuran Piring Makan pada Penurunan Berat Badan

Ia lantas menjalani operasi bypass lambung tersebut pada tahun 2015. Langkah ini mampu mengecilkan perutnya hingga seukuran telur untuk menampung lebih sedikit makanan.

Prosedur ini berdampak besar pada penurunan rasa lapar dan peningkatan rasa kenyang, menurut American Society for Metabolic and Bariatric Surgery.

Griffin lalu harus sering makan dalam porsi kecil dan memprioritaskan protein.

Makan terlalu banyak karbohidrat atau terlalu banyak gula sekaligus akan membuatnya merasa mual dan menyebabkan "kecelakaan gula" dalam darah, atau hipoglikemia pasca-bariatrik.

Kondisi tersebut dapat menjadi komplikasi operasi bariatrik.

Dia memulai rutinitas kebugaran dengan berjalan dari satu bangku ke bangku berikutnya di taman terdekat. Akhirnya, Griffin mulai menggunakan kolam renang di pusat kebugarannya.

"Saya memiliki persendian yang buruk karena membawa semua beban itu - lutut dan pergelangan kaki saya tidak terlalu baik - jadi saya akan masuk ke kolam renang untuk berolahraga," kata dia.

"Hal itu membuat saya akhirnya beralih ke sepeda di gym, dan akhirnya ke elips. Setelah itu saya mulai menambah beban."

Baca juga: 3 Motivasi Olahraga Populer di Tahun 2023, Bukan Penurunan Berat Badan

Griffin sekarang berolahraga 4-5 hari seminggu, dengan sesi yang mencakup 45 menit latihan kardio dan 30 menit latihan beban. Dia bergantian melatih kelompok otot sepanjang minggu.

Berat badannya kini mencapai 122 kilogram. Jauh lebih ringan dari bobot tubuhnya dulu. 

Kemunduran dan kemenangan

Pada tahun 2020, Griffin menjalani dua kali operasi untuk membuang kelebihan kulit dari tubuh bagian atas dan bawah, demi meningkatkan mobilitasnya.

Namun, seluruh perjalanannya bukannya tanpa komplikasi, termasuk mengembangkan gumpalan darah di paru-paru setelah operasi bypass lambung dan infeksi di kaki setelah operasi kulit.

Namun, Griffin mengatakan, transformasinya telah mengubah hidupnya.

Dia mampu melakukan perjalanan ke Hawaii dan mendaki jalur Diamond Head. Dia terjun payung dan melakukan parasailing di Meksiko.

Dia juga telah menjalin hubungan asmara selama tiga tahun terakhir. "Semua hal itu tidak akan mungkin terjadi jika saya tidak memutuskan untuk melakukan perubahan," kata Griffin.

Baca juga: Benarkah Soda Diet Buruk untuk Penurunan Berat Badan?

Prinsip sederhananya untuk sesama

Griffin lalu membagikan prinsip-prinsip yang ia pegang teguh sepanjang perjalanan penurunan berat badannya.

Kesehatan kamu adalah kekayaan kamu.  "Kamu harus menanggapinya dengan serius dan melakukan apa yang kamu bisa untuk membuatnya lebih baik."

Jangan pernah menyerah pada diri sendiri: "Kamu mungkin merasa seperti hidup di neraka hari ini, tetapi kamu bisa membuat beberapa pilihan berbeda."

"Kamu bisa mendapatkan pengalaman yang sama sekali tak terlupakan dalam hidup, hanya dengan membuat pilihan-pilihan kecil."

Konsisten: "Datanglah setiap hari dan secara default, segala sesuatunya akan menjadi lebih baik."

"Dan jika kamu datang dengan niat, segalanya akan menjadi lebih baik, lebih cepat."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com