KOMPAS.com - Menumbuhkan sikap disiplin pada anak di rumah merupakan sebuah proses yang membutuhkan kesabaran, konsistensi, dan ketelatenan. Sebab, sikap disiplin tidak terbentuk secara instan.
Psikolog Universitas Indonesia, Prof. Dr. Rose Mini Agoes Salim, M.Psi, menjelaskan, disiplin adalah sikap seseorang mematuhi sebuah aturan nilai-nilai secara otomatis dari dalam dirinya sendiri.
“Disiplin adalah sesuatu terkait bagaimana cara orang bisa mematuhi sebuah aturan nilai-nilai, tidak perlu dingatkan dari luar, tetapi secara otomatis dia memahami dan melakukan dari dalam dirinya sendiri,” terang Bunda Romy, sapaan akrabnya, saat dikonfirmasi Kompas.com, dikutip Minggu (25/2/2024).
Baca juga:
Orangtua hendaknya mengetahui cara mendisiplinkan anak di rumah tanpa kekerasan. Dengan demikian, anak-anak memiliki sikap disiplin karena kesadaran diri sendiri.
Kompas.com merangkum cara mendisiplinkan anak di rumah tanpa kekerasan, sebagai berikut berdasarkan pendapat ahli dan melansir dari Verywell Family.
Cara paling efektif mendisiplinkan anak di rumah tanpa kekerasan adalah orangtua memberi contoh langsung. Sebab, anak adalah peniru ulung.
“Disiplin bisa dilakukan, diterapkan, dan diajarkan pada anak-anak tanpa kekerasan apabila yang mengajarkan juga memiliki disiplin yang sama, karena anak belajar dari model,” ujar Bunda Romy.
Karenanya, jika orangtua ingin anaknya memiliki sikap disiplin, maka harus dimulai dari kebiasaan orangtua sendiri. Misalnya, orangtua ingin anak disiplin bangun pagi, maka orangtua harus memberi contoh bangun pagi.
Melansir dari Verywell Family, orangtua hendaknya menyediakan jadwal rutinitas jika ingin mendisiplinkan anak di rumah.
Buatlah jadwal rutinitas setiap hari, dengan melibatkan anak sehingga mereka akan terbiasa dengan rutinitas tersebut. Ketika anak mengetahui apa yang seharusnya mereka lakukan, kecil kemungkinannya mereka akan terdistraksi oleh aktivitas lain.
Mulai dari bangun pagi, mandi, sarapan, mengerjakan tugas rumah, belajar, bermain, hingga tidur.
Bunda Romy melanjutkan, anak-anak juga membutuhkan pemahaman mengapa dia harus melakukan sikap disiplin. Tanggung jawab orangtua adalah memberikan penjelasan kepada anak mengenai alasan dan manfaat di balik sikap disiplin tersebut.
Misalnya, sebelum meminta anak bangun pagi, orangtua harus menjelaskan manfaat bangun pagi bagi anak. Ketimbang menyuruh anak-anak dengan kalimat “Kamu harus bangun pagi”, sebaiknya orangtua menjelaskan manfaat bangun pagi, seperti “Jika kamu bangun pagi maka tidak akan terlambat ke sekolah,”.
“Sebelum diharuskan melakukan sesuatu, diajarkan lebih dulu kenapa hal itu harus dilakukan, apa manfaatnya untuk dia, kenapa dia harus melakukan hal itu setiap hari. Penjelasan itu akan membantu dia untuk mengerti bahwa kegiatan tersebut penting untuk dirinya sendiri,” tutur Bunda Romy.
Baca juga:
View this post on Instagram